blank
Aktifitas mengaji yang dilakukan Bripka Fendi Triwibowo, SH di Polsek Kertek Polres Wonosobo. Foto : SB/dok Jayanusa

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Ketua Umum Jamaah Yasin Nusantara (Jayanusa) Idham Cholid mengapresiasi kegiatan tadarus Alquran yang dilakukan Bripka Fendi Triwibowo, SH di sela-sela aktivitasnya di Polsek Kertek Polres Wonosobo.

Personil Bhabinkamtibmas Desa Damarkasian Polsek Kertek itu, melakukan tadarus Alquran sekitar pukul 11.30 WIB tiap harinya menjelang datangnya waktu dhuhur. Setelah ngaji selesai dia akan bergegas menuju mushola setempat untuk sholat jamaah dhuhur.

“Waktu itu, Senin, (28/8), sekira pukul 11.30 WIB, saya ke Mapolsek Kertek untuk satu keperluan. Yang menarik, di ruang Kapolsek, sayup-sayup saya dengar lantunan ayat suci Alquran dari ruang pelayanan (front office). Ternyata, seorang polisi tengah mengaji,” kisahnya.

“Siapa itu Pak, apa tiap hari begitu? ” tanya Pak Idham. “Itu mas Fendi, Pak.” Jawab Aipda Rifanto. “Dia selalu memanfaatkan waktu luang untuk ngaji.” Aiptu Handoko menimpali.

Menurut, Idham Cholid yang juga pernah menjadi anggota DPR RI dan Ketua DPRD Wonosobo itu, Polisi kelahiran 1987 itu berasal dari Desa Bumiroso, Kecamatan Watumalang. Desa yang terkenal dengan produksi tahu di Wonosobo.

Tak Ganggu Tugas

blank
Idham Cholid, Ketua Umum Jayanusa. Foto : SB/dok

“Masyarakat Desa Bumiroso juga dikenal religius. Di desa ini ada pesantren besar, dikenal sebagai pesantren anak-anak yang sudah cukup lama, yaitu Pondok Pesantren Miftahul Huda Siwatu. Ini juga pesantren tahfidz,” ujarnya.

Dikatakan Idham, PP Miftahul Huda didirikan oleh al-maghfurlah KH. Ghozali Syihab. Sebagai penerus saat ini, salah satunya, putri beliau : Nyai Hj. Yulia Sri Latifah, seorang hafidzoh yang membuka penghafal Alquran dalam waktu satu bulan.

“Maka tak begitu heran sebenarnya jika mas Fendi begitu. Dia mungkin sekadar mengalihkan kebiasaan yang sudah dilakukan sejak remaja di kampungnya. Biasa ngaji, nderes al-Quran,” katanya.

Namun ketika kebiasaan itu terbawa hingga kini, ketika sudah jadi polisi, dengan memanfaatkan waktu luang untuk mengaji, ini yang bagi Idham menarik. Karena biasanya, waktu luang selama ini sekadar untuk main game atau main catur, yang mungkin hanya kompensasi “membuang” waktu saja.

Menurut Idham, polisi ngaji memang bukan bagian tupoksinya. Tugas polisi, seperti diketahui, menjaga keamanan, menegakkan hukum, juga mengayomi dan melindungi masyarakat. Tapi kegiatan mengaji itu tidak sampai menggaggu tugas dinas kesehariannya.

“Karena saya lihat langsung, Mas Fendi segera menutup Alquran yang tengah dibacanya itu saat ada warga yang datang minta dilayani. Pelayanan tetap dia utamakan. Setelah itu, dia lanjutkan ngaji lagi,” tandasnya.

Muharno Zarka