Oleh: Subekhan
Pergi ke Karimunjawa ada yang kurang rasanya kalau tidak mengunjungi destinasi wisatanya. Demikian yang saya rasakan saat mengikuti raker kepala madrasah di MTs Safinatul Huda Karimunjawa. Karimunjawa menyimpan panorama indah dengan sejumlah pulau -pulau kecil di sekelilingnya sehingga pada tahun 2011 ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
Perjalanan wisata saya mulai dari pulau Menjangan Kecil. Destinasi ini menawarkan sajian objek wisata penangkaran ikan hiu. Lokasinya sekitar 3 KM di sebelah barat daya pulau Karimunjawa. Wisatawan dapat menyaksikan anakan ikan hiu dalam kolam yang dirancang untuk pembudidayaan ikan hiu. Mereka dapat berfoto dengan ikan hiu di dalam kolam dengan persyaratan tangan pengunjung harus diangkat jangan sampai ke bawah air.
Sang pemandu akan mengarahkan ikan hiu ke pengunjung dengan umpan ikan dalam pancing. Selanjutnya pengunjung dapat bergaya sesukanya dengan kamera. Sementara ikan hiu lalu lalang meliak-liuk di sekitar kolam bermanja ria menyambut kedatangan para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Usai menyaksikan tarian ikan hiu, perjalanan saya lanjutkan untuk menyelam menyaksikan keindahan terumbu karang yang masih alami di pulau Menjangan Besar. Wisatawan dapat menyaksikan gugusan terumbu karang yang sangat indah.
Dengan peralatan snorkeling, wisatawan dapat menikmati panorama indah spesies terumbu karang dengan biota lautnya. Sementara ikan-ikan kecil hilir mudik bergerombolan ke sana kemari menambah keindahan taman bawah laut. Bagi yang enggan terjun untuk menyelam cukup menyaksikan panorama alam Pulau Karimunjawa dari atas kapal.
Setelah puas menikmati indahnya spesies terumbu karang saya menuju pulau Cemara Besar 10 KM sebelah barat laut pelabuhan Karimunjawa. Perjalanan ke Pulau Cemara Besar memakan waktu 45 menit melewati ombak di sepanjang perjalanan dengan air biru laut laksana permadani terhampar kian memanjakan mata para wisatawan.
Gelombang laut yang timbul tenggelam cukup menguji nyali para wisatawan yang jarang bermain dengan air. Namun ada sensasi yang membuat wisatawan rindu kembali ke Karimunjawa.
Saat kapal menepi disambut hamparan pasir putih nan mempesona dengan semilir angin yang membuat wisatawan-wisatawan takjub. Anak buah kapal segera membakar ikan yang menjadi menu favorit para pengunjung. Ada ikan banjen, baronang, dan lain-lain.
Sambil menunggu ikan bakar matang, para pengunjung mengambil angle terbaik untuk diabadikan dalam kamera. Selanjutnya para wisatawan menikmati makan siang bersama dengan sajian ikan bakar yang menggoda selera.
Dari Pulau Cemara Besar perjalanan dilanjutkan ke Tanjung Gelam, salah satu destinasi wisata dengan pasir putih dengan ciri khas pohon kelapa doyong. Di lokasi ini pengunjung dapat menikmati kelapa muda dengan aneka gorengan yang dijajakan di warung-warung warga. Tempat ini menjadi tempat favorit untuk menyaksikan sunset saat sore tiba. Kebetulan saya di sana pada siang hari sehingga hanya dapat menikmati indahnya pasir putih dengan ombak tenang dan dangkal yang memungkinkan wisatawan dapat berenang secara aman.
Usai dari Tanjung Gelam saya beristirahat untuk menghimpun tenaga sampai malam tiba. Setelah isya saya langsung berbaur dengan berbagai komunitas untuk menjajal wisata kuliner makan malam di alun-alun Karimunjawa.
Sajian beragam ikan bakar dan seafood lainnya yang masih segar dijajakan di pinggir jalan. Pengunjung tinggal memesan menu favoritnya. Lalu menunggu ikan bakar matang sambil bersama bergerombol dalam hamparan tikar besar. Wisatawan mancanegara juga berbaur bersama wisatawan domestik. Bagi yang ingin beli sovenir di sebelah barat tampak warga yang menjajakan oleh-oleh khas Karimunjawa. Wisatawan tinggal pilih yang ia sukai. Sungguh malam Minggu yang shahdu gumamku.
Satu lagi destinasi wisata yang tidak boleh dilewati adalah Bukit Love. Lokasinya berada di ketinggian sehingga wisatawan dapat melihat view yang eksotis. Dari ketinggian dapat menyaksikan pantai luas dikelilingi hutan hijau yang aduhai sehingga terasa terasa romantis.
Di destinasi wisata ini muda-mudi mengambil angle terbaik untuk mengabadikan momen di tugu bertuliskan Karimun Jawa, Love, dan bebatuan yang menjadi spot foto dan latar langit biru, pantai, dan hutan-hutan hijau. Pantas kalau bukit ini disebut Bukit Love karena di sana hanya ada perasaan cinta atas anugerah keindahan yang diberikan oleh Sang Maha Indah, Allah SWT.
Di balik eksotisme Pulau Karimunjawa ada yang harus dijaga oleh pemerintah,yaitu kelestarian alam. Baik karena perilaku wisatawan maupun eksploitasi sumber daya alam yang tidak ramah lingkungan,dan bahkan terkesan merusak ekosistem kawasan pesisir.
Disamping itu yang perlu dipersiapkan oleh pemerintah adalah peningkatan SDM untuk merespon masuknya arus budaya asing, ketangguhan kearifan lokal yang menjadi benteng budaya harus diperkuat. Bahasa Inggris terbatas sebagai bahasa komunikasi dengan turis asing bagi para pedagang layak untuk diajarkan agar transaksi tidak menggunakan bahasa isyarat.
Infrastruktur jalan yang mulai rusak harus juga menjadi perhatian para pihak sehingga Karimunjawa selalu dirindukan.
Penulis adalah Kepala MTs Fata Petekeyan, Jepara