blank
Ganjar Pranowo saat memberikan keterangannya kepada sejumlah awak media. Foto: hms

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sejak jauh-jauh hari telah mengingatkan masyarakat, untuk mewaspadai potensi kekeringan dan krisis air bersih di sejumlah daerah.

Dia juga sudah sudah menyiapkan skema bantuan air bersih, untuk mengantisipasi hal itu. Setidaknya ada 7,1 juta liter air bersih yang didistribusikan ke daerah-daerah yang mengalami krisis air bersih.

”Kita tiap hari ada bantuan yang kita kirim ke daerah-daerah. Jadi kalau boleh saya tampilkan visualnya, dari BPBD semua siaga, bupati/wali kota semua siaga. Dan sampai hari ini masih ada bantuan air,” kata Ganjar, saat ditemui di Kantor Gubernur Jateng, Senin (14/8/2023).

BACA JUGA: Grafik Kemiskinan Ekstrem Turun, Bagaimana Kelanjutannya?

Dia juga tidak memungkiri, ada sejumlah daerah yang saat ini kesulitan air bersih. Maka dari itu, dia meminta warga untuk melapor, agar bisa segera dikirim bantuan air bersih.

”Memang ada dari teman-teman media yang menyampaikan, di tempat ini kurang air bersih. Sebenarnya tinggal lapor saja, biar nanti kita kirim, karena memang di daerah-daerah tertentu memang kurang air. Kita siapkan, kita minta kawan-kawan untuk selalu me-report secara rutin,” pintanya.

Ganjar menjelaskan, berdasarkan data akumulasi kebutuhan air bersih di kabupaten/kota, bantuan yang didistribusikan ada sekitar 7,1 liter, yang bersumber dari banyak pihak.

BACA JUGA: Tingkatkan Kewaspadaan Jelang Pemilu , Polresta Surakarta Gelar Simulasi Sistem Pengamanan Mako

”Distribusinya di semua daerah. Ini memang total desa terdampak kekeringan, Blora tertinggi kemudian ada Grobogan. Jadi semua kita sampaikan dengan cara ini. Ini pola-pola distribusinya yang tiap hari kita lakukan,” jelas Ganjar.

Ditambahkan dia, antisipasi jangka panjang sangat diperlukan, untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Pertama, menjaga dan merawat sumber-sumber mata air dengan memperbanyak menanam pohon. Kedua, pengelolaan sumber mata air juga harus dilakukan dengan membuat saluran, agar distribusinya mudah.

”Di beberapa titik ada sumur bor, yang lain kita bisa menampung dari air hujan. Maka rain harvesting-nya musti dilakukan dengan peralatan. Seperti tandon-tandon yang ada di rumah juga bisa,” pungkasnya.

Riyan