SRAGEN (SUARABARU.ID) – Di tengah arus digitalisasi dan teknologi, pentingnya literasi tetap menjadi sorotan dalam dunia pendidikan.
Untuk itu, mahasiswa KKN Undip di Desa Jekawal, Kecamatan Tangen, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah mengajak untuk meningkatkan literasi bagi warga. “Kurangnya antusias anak-anak desa pada buku membuat rendahnya angka literasi di desa,” kata Salsabila Tiara, mahasiswa FIB Undip, Sabtu (12 Agustus 2023.
Sebuah gerakan literasi yang menginspirasi, kata dia, telah mengambil peran sentral dalam membentuk pemikiran kritis dan membuka jendela wawasan bagi para pelajar. Program ini bertujuan untuk mendorong minat baca, memperkaya pengetahuan, serta mengasah kemampuan berpikir dan berbicara.
Program kegiatan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) ini dilakukan di dua tempat yaitu SD Jekawal 1 pada tanggal 1 Agustus 2023 dan SD Jekawal 2 pada tanggal 26 Juli 2023.
“Kami mengajarkan kegiatan membaca buku menggunakan alat bantu power point dan dilanjutkan dengan membagikan buku-buku cerita fiksi kepada anak akan menarik minat anak kecil dalam membaca buku,” kata Salsabila.
Setelah kegiatan membaca tersebut kemudian anak-anak akan ditanya mengenai inti dari buku bacaan yang telah dibaca dan menceritakannya sehingga akan meningkatkan bicara anak. Diharapkan dengan adanya program kegiatan ini dapat meningkatkan rasa ketertarikan anak pada buku pendidikan yang bersifat nonfiksi sehingga dapat menambah pengetahuan anak.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) muncul sebagai respon terhadap perubahan dinamis dalam dunia pendidikan. “Di era informasi berkembang dengan cepat, kemampuan siswa untuk memahami, menganalisis, dan menafsirkan teks sangatlah penting,” ujar Salsabila.
Program ini diadakan karena melihat perlunya membekali siswa dengan keterampilan literasi yang kuat untuk membantu mereka menghadapi tantangan di masa depan. Gerakan Literasi Sekolah (GLS) membuktikan bahwa literasi adalah jembatan ke masa depan yang cerah bagi para siswa.
Gerakan ini tidak hanya menciptakan pembelajar yang cakap, tetapi juga warga dunia yang berpikiran terbuka.
Aurellia Prameswari