JEPARA (SUARABARU.ID) – Ada yang menarik dari pernyataan Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan saat memberikan sambutan pada acara syukuran peringatan Hari Bhayangkara ke-77 yang berlangsung di pendopo RA Kartini Jepara Selasa (4/7/2023).
Dihadapan para tamu undangan, mulai Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta, Dandim 0719/Jepara Letkol Inf Mokhamad Husnur Rofik dan juga unsur Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda hingga mitra Polri Polres Jepara yang lain, AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengungkapkan bahwa jajarannya siap menerima semua masukan dan kritikan yang membangun dari seluruh lapisan masyarakat.
Dalam acara yang dihadiri pula oleh Ketua Bhayangkari Cabang Jepara Ny. Wulan Wahyu Nugroho Setyawan beserta jajaran pengurus, Kapolres Wahyu Nugroho Setyawan menyadari bahwa di tengah-tengah keberhasilan menjalankan fungsi keamanan dan ketertiban masyarakat belum mampu memenuhi semua ekspektasi masyarakat.
Kepada SUARABARU.ID usai tasyakuran Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan mengungkapkan, walaupun sekarang eranya adalah keterbukaan, namun ada beberapa kritik yang baik. “Sebaiknya kritik tidak kita lakukan di depan umum, mengedepankan budaya ketimuran serta bersifat membangun,” ujarnya.
Menurut Kapolres ada kearifan lokal yang diajarkan oleh Sunan Kudus yang masih sangat relevan menjadi pedoman bersama dalam memberikan kritik. “Yen sira landep aja natoni, yen sira banter aja nglancangi, yen sira mandi aja mateni,” terang Wahyu Nugroho Setyawan.
Makna dari ajaran itu sangat dalam dan luas yang artinya : Jika engkau tajam jangan menyakiti, Jika engkau cepat jangan mendahului, Jika engkau sakti jangan membunuh, tambahnya. “Karena itu kritik yang baik dimulai dari niatan yang baik, disampaikan dengan cara yang baik dan untuk tujuan yang baik,” pungkasnya.
Hadepe
