(SUARABARU.ID) – Juventus mendapat pukulan lagi setelah dihukum pengurangan 10 poin di Seri A Liga Italia 2022-2023.
Bianconeri dinilai telah menggelembungkan nilai transfer pemain demi keuntungan modal.
Kini, La Vecchia Signora bukan hanya terlempar dari posisi empat besar, melainkan juga terancam absen pada kompetisi Eropa musim depan.
Hukuman ini dijatuhkan sekitar sebulan selepas banding pengembalian 15 poin yang diminta Juve dikabulkan pengadilan.
Namun, Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) kembali mengajukan banding, dan kali ini Bianconeri diputuskan mendapat pengurangan 10 angka.
Si Nyonya Tua yang awalnya berada di peringkat kedua dengan 69 poin dari 35 laga harus turun ke urutan ketujuh dengan 59 poin.
Sekarang, Juve tertinggal lima angka dari AC Milan yang menempati peringkat keempat.
Kubu Bianconeri mempertimbangkan untuk kembali mengajukan banding.
’’Banding mungkin saja dilakukan, tapi kami harus membaca motivasi di balik hukuman itu yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan,’’ tutur Chief Football Officer Juve Francesco Calvo seperti dilansir dari Stats Perform.
Nasib klub Kota Turin itu pada musim ini memang terombang ambing oleh kasus-kasus nonteknis.
Sementara itu, mantan direktur sekaligus CEO Juve, Beppe Marotta, menyatakan enggan ikut campur.
Marotta, yang kini adalah CEO Inter Milan, memilih untuk tetap diam.
’’Saya pikir semua orang setuju kita membutuhkan reformasi keadilan olahraga,’’ ungkap Marotta.
Bianconeri benar-benar terpukul dengan hukuman pengurangan poin yang terbaru ini.
Harapan meraih tiket Liga Champions musim depan boleh dibilang sirna.
Anak-anak asuhan Massimiliano Allegri juga gagal meraih trofi.
Di Liga Europa, langkah mereka dihentikan Sevilla pada semifinal.
Hukuman ini seharusnya menjadikan manajemen Si Nyonya Tua lebih baik dan transparan.
mm