WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Rekayasa arus lalu lintas (Lalin) di Kota Wonogiri masih dipertahankan, karena situasi kendaraan pasca-Lebaran Idul Fitri masih ramai. Utamanya untuk arus balik dan keramaian kendaraan yang mendatangi objek wisata.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Wonogiri, Waluyo, Kamis (27/4), menyatakan, rekayasa arus lalu lintas masih dilakukan. ”Kami menunggu koordinasi dengan Polres, kalau sudah landai dan volume kendaraan menurun, nanti kita normalkan kembali,” tegasnya.
Sementara itu, pengendara sepeda motor dan mobil pribadi mendominasi keramaian kendaraan Lebaran Idul Fitri 1444 H/2023 M. Baik untuk kedatangan dari luar daerah yang masuk ke Wonogiri, atau sebaliknya dari Wonogiri ke arah Sukoharjo maupun Solo.
Jumlah kendaraan yang masuk ke Wonogiri tercatat sebanyak 30.030 kendaraan per hari, dan yang keluar tercatat sebanyak 29.837 kendaraan per hari.
Sepeda motor dan mobil pribadi, menjadi moda angkutan yang mendominasi angkutan di musim Lebaran Idul Fitri 1444 H/2023 M. Survai Tanggal 24 April 2023 lalu, mencatat ada sebanyak 34.316 sepeda motor dan 26.227 mobil pribadi yang dijadikan moda angkutan lebaran. Sementara angkutan penumpang umum jenis bus sebanyak 639 dan angkutan barang (pikap dan truk) sebanyak 1.453 unit.
Tanggal 23-24 April 2023, tercatat ada sebanyak 30.030 kendaraan bermotor yang masuk ke Wonogiri dan yang keluar sebanyak 29.837 kendaraan. Dari jumlah itu, sepeda motor mencapai jumlah sebanyak 15.827 unit atau mendominasi sebanyak 52,7 persen.
Berlanjut
Kemudian mobil pribadi mencapai 13.331 (44,39 persen). Angkutan penumpang umum sebanyak 285 bus (0,95 persen) dan angkutan barang 587 pikap dan truk (1,95 persen).
Banjir kendaraan yang masuk dan keluar Wonogiri, telah disikapi dengan manajemen rekayasa arus lalu lintas dalam upaya mengantisipasi kemacetan. Itu dilakukan sejak musim arus mudik pra-Lebaran lalu, berlanjut Hari-H Lebaran sampai pada arus balik pasca-Lebaran hari ini.
Rekayasa arus lalu lintas dilakukan dengan cara mengarahkan kedatangan kendaraan dari arah utara (Solo-Sukoharjo) ke Kota Wonogiri, tanpa harus melewati jantung keramaian Kota Wonogiri. Yakni dengan melewati pinggiran Wonokarto, Alas Ketu, Jalan Salak, Jalan depan SD 1 ke barat Juranggempal, belok ke kanan melewati Jalan Murti Pranoto, tembus ke Bangjo Gudangseng.
Dalam rekayasa arus lalu lintas di dalam Kota Wonogiri, Dishub menonaktifkan fungsi setidak-tidaknya dua Bangjo (traffic light) di Ponten dan perempatan Giriwono. Di Ponten, dipasang pagar darurat untuk mengarahkan kendaraan dari arah utara langsung belok ke kiri lewat Jalan Ir Sukarno.
Di Bangjo Giriwono, juga dipasang pagar darurat, untuk mengarahkan kendaraan dari arah utara dan timur langsung melaju ke selatan. Kendaraan dari Pacitan dan Ponorgo (Jatim) diarahkan melewati Jalur Lingkar Kota (JLK). Demikian halnya yang dari arah Wuryantoro ke Solo, lewat JLK tanpa harus melintasi jalan protokol Kota Wonogiri.
Bambang Pur