blank
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi saat melakukan pengecekan pengamanan malam takbiran dan persiapan pengamanan sholat Ied di Surakarta, Jumat (21/4) malam. (Dok/ Resta Ska)

SURAKARTA (SUARABARU.ID) Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi meminta tradisi menerbangkan balon udara ditertibkan sehingga tidak menggangu masyarakat termasuk jalur lalu lintas.

Penyebabnya tradisi menerbangkan balon udara saat lebaran oleh masyarakat khususnya wilayah Wonosobo, menuai komplain dari warga di luar provinsi Jateng

“Lebaran tahun 2022 ada laporan balon yang terbang dari Jawa Tengah terbang jauh tidak terkendali dan jatuh di wilayah Lampung,” kata Kapolda Irjen Pol Ahmad Luthfi meminta tradisi

saat melakukan pengecekan pengamanan malam takbiran dan persiapan pengamanan sholat Ied di Surakarta, Jumat (21/4) malam

Ada juga laporan yang menyebut, lanjut Kapolda Irjen Pol Ahmad Luthfi, balon tradisional yang diterbangkan warga jatuh di salah satu bandara. Hal demikian sangat membahayakan penerbangan sehingga perlu ditertibkan.

Laksanakan patroli dan koordinasi dengan Forkompinda. Warga ada yang membuat balon secara mandiri, itu yang perlu diwaspadai. Jangan sampai tidak termonitor dan lakukan pencegahan.

Namun bila pembuatan balon terbang itu merupakan bagian dari lomba yang diadakan secara resmi. Maka dalam menerbangkannya hendaknya diikat dengan tali.

“Harus diawasi dan hanya boleh dalam perlombaan. Budaya menerbangkan balon itu meresahkan karena sering tidak terkendali arahnya dan membahayakan penerbangan,” tandas Kapolda Jateng.

Pada bagian lain Kapolda meminta pengamanan sholat Ied dan perayaan lebaran di Jawa Tengah dilakukan secara all out.

Pengamanan tidak hanya pada lokasi pelaksanaan sholat Ied saja tetapi juga lalu lintas dan parkir kendaraan para jamaah yang mengikuti sholat Ied.

Anggota yang beragama Islam silahkan mengikuti sholat dengan berseragam. Sedangkan anggota lain agar berjaga mengamankan lokasi. Waspadai juga pengaturan rute, lalu lintas, dan parkir kendaraan (rolakir) pada pelaksanaan sholat.

Kepada anggota di lapangan diminta mengantisipasi membludaknya warga di tempat wisata usai sholat Ied. Pihaknya meminta jajaran melakukan rekayasa, bila terjadi kemacetan arus atau penumpukan massa menuju tempat-tempat wisata.

“Penggelaran personil juga harus dilakukan untuk mengantisipasi potensi lain gangguan Kamtibmas. Kita kedepankan upaya persuasif agar perayaan Lebaran dapat dirasakan betul oleh masyarakat,” pungkasnya

Bagus Adji