Dengan menjalankan strategi ini, PGN berhasil mencatatkan Laba Bersih Tahun Berjalan Yang Diatribusikan ke Entitas Induk USD 326,2 juta (atau Rp 4,84 Triliun, dengan kurs IDR/USD: Rp 14.850) atau 7 % lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
Laba bersih berasal dari pendapatan sebesar USD 3.6 miliar. Dari pendapatan tersebut, PGN mencatatkan, Laba Bruto sebesar USD 780,5 Juta, Laba Operasi sebesar USD 592,2 Juta dan EBITDA sebesar USD 1.216,8 juta.
“PGN berhasil melanjutkan kinerja positif 2022, dengan kinerja volume niaga gas periode Januari s/d Desember 2022 mencapai 896 BBTUD. Sedangkan untuk volume transmisi tahun 2022 adalah sebesar 1.190 MMSCFD,” jelas Haryo.
Dari sisi operasional, volume lifting minyak & gas di tahun 2022 meningkat menjadi 28.870 BOEPD dari 24.086 BOEPD serta adanya kenaikan ICP yang tinggi, termasuk hal yang signifikan berkontribusi pada kinerja keuangan tahun 2022.
Adapun transportasi minyak, juga menunjukkan kenaikan kinerja yang sangat signifikan yang mencapai 38.471 BOEPD dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 9.706 BOEPD. Untuk kinerja LPG processing mencapai sebesar 134 Ton per hari, meningkat signifikan dibandingkan periode tahun sebelumnya sebesar 92,7 Ton per hari.
PGN terus meningkatkan akuisisi pelanggan baru dan menangkap peluang sinergi yang terlihat dari peningkatan infrastruktur pipa jaringan gas bumi naik 6,94% atau 748 km menjadi 11.524 km pada 2022 dan total pelanggan PGN yang mencapai 838.953 pelanggan.
“Pada tahun 2023 kami memegang komitmen sebagai Subholding Gas Pertamina untuk mewujudkan kemandirian energi di dalam negeri melalui penguatan pemanfaatan gas dan perluasan infrastruktur gas bumi, khususnya peningkatan peran pada masa transisi energi menuju Net Zero Emission(NZE),” pungkas Haryo.
Hery Priyono