(SUARABARU.ID) – Pelatih Barcelona Xavi Hernandez menatap gelar juara LaLiga (Liga Primer Spanyol) 2022-2023 dengan penuh kebanggaan.
Xavi mengaku sangat kecewa karena sepak terjang timnya diremehkan.
Barca melaju sendirian di puncak klasemen LaLiga dengan unggul 13 poin atas Real Madrid dengan 10 laga tersisa.
La Blaugrana mengemas 72 poin dari 28 pertandingan.
Los Cules mencetak 23 kemenangan, tiga kali imbang, dan dua kali kalah.
Meski mendominasi di LaLiga, Los Azulgrana gagal di Liga Champions, Liga Europa, dan Copa del Rey.
Xavi kaget dengan opini yang mengecilkan dominasi klub Catalan di LaLiga musim ini.
Menurut dia, kerja keras Sergi Busquets dan kawan-kawan kurang dihargai.
’’Itu mengejutkan dan membuat saya marah. Kami di era tanpa Lionel Messi, kami mengerahkan usaha yang luar biasa dan para pemain memberikan segalanya,’’ ungkap Xavi seperti dilansir dari Marca.
Bagi mantan gelandang top itu, menjadi kampiun LaLiga jelas sangat penting.
Kurangnya apresiasi terhadap pasukan arahan Hernandez tak lepas dari kegagalan pada fase grup di Liga Champions.
Barca kalah bersaing dari Bayern Munich dan Inter Milan.
Di Liga Europa, La Blaugrana dihentikan Manchester United.
Sementara di Copa del Rey, mereka ditaklukkan Real Madrid pada semifinal.
Di bawah polesan Xavi, Barca menunjukkan peningkatan yang baik.
Namun, keinginan Presiden Barcelona FC Joan Laporta tidak sepenuhnya bisa terwujud.
Laporta membidik titel LaLiga dan Liga Champions.
Sepertinya menjadi juara LaLiga sudah di depan mata.
Barca kali terakhir kampiun dalam kompetisi domestik pada 2018-2019.
Kala itu Los Cules masih dipimpin Lionel Messi.
Secara statistik individu, Barca juga pantas diacungi jempol.
Pasalnya, striker Robert Lewandowski memimpin dalam daftar top scorer LaLiga dengan mengoleksi 17 gol.
Lewandowski saat ini unggul tiga gol di atas penyerang tengah Madrid, Karim Benzema.
mm
(SUARABARU.ID) – Pelatih Barcelona Xavi Hernandez menatap gelar juara LaLiga (Liga Primer Spanyol) 2022-2023 dengan penuh kebanggaan.
Xavi mengaku sangat kecewa karena sepak terjang timnya diremehkan.
Barca melaju sendirian di puncak klasemen LaLiga dengan unggul 13 poin atas Real Madrid dengan 10 laga tersisa.
La Blaugrana mengemas 72 poin dari 28 pertandingan.
Los Cules mencetak 23 kemenangan, tiga kali imbang, dan dua kali kalah.
Meski mendominasi di LaLiga, Los Azulgrana gagal di Liga Champions, Liga Europa, dan Copa del Rey.
Xavi kaget dengan opini yang mengecilkan dominasi klub Catalan di LaLiga musim ini.
Menurut dia, kerja keras Sergi Busquets dan kawan-kawan kurang dihargai.
’’Itu mengejutkan dan membuat saya marah. Kami di era tanpa Lionel Messi, kami mengerahkan usaha yang luar biasa dan para pemain memberikan segalanya,’’ ungkap Xavi seperti dilansir dari Marca.
Bagi mantan gelandang top itu, menjadi kampiun LaLiga jelas sangat penting.
Kurangnya apresiasi terhadap pasukan arahan Hernandez tak lepas dari kegagalan pada fase grup di Liga Champions.
Barca kalah bersaing dari Bayern Munich dan Inter Milan.
Di Liga Europa, La Blaugrana dihentikan Manchester United.
Sementara di Copa del Rey, mereka ditaklukkan Real Madrid pada semifinal.
Di bawah polesan Xavi, Barca menunjukkan peningkatan yang baik.
Namun, keinginan Presiden Barcelona FC Joan Laporta tidak sepenuhnya bisa terwujud.
Laporta membidik titel LaLiga dan Liga Champions.
Sepertinya menjadi juara LaLiga sudah di depan mata.
Barca kali terakhir kampiun dalam kompetisi domestik pada 2018-2019.
Kala itu Los Cules masih dipimpin Lionel Messi.
Secara statistik individu, Barca juga pantas diacungi jempol.
Pasalnya, striker Robert Lewandowski memimpin dalam daftar top scorer LaLiga dengan mengoleksi 17 gol.
Lewandowski saat ini unggul tiga gol di atas penyerang tengah Madrid, Karim Benzema.
mm