JEPARA (SUARABARU.ID)- Salah satu rangkaian kegiatan peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-57 Yayasan Tarbiyatul Islamiyah Miftahul Huda Tegalsambi Tahunan Jepara adalah dongeng anak shalih bersama Muhammad Hasan, founder Rumah Belajar Ilalang Kecapi Tahunan Jepara.
“Harlah ke-57 tahun ini bersamaan dengan peringatan satu abad NU dan peringatan isra’ mikraj 27 Rajab 1444 H sehingga tema dongeng yang disampaikan adalah anak hebat, rajin shalat”, kata Zakariya Anshori, sekretaris Yayasan Tarbiyatul Islamiyah Miftahul Huda Tegalsambi.
“Tema dongeng ini diharapkan bisa memberi pemahaman pentingnya shalat wajib 5 waktu kepada anak-anak. Mereka mengetahui shalat lima waktu diterima Nabi Muhammad saat isra’ mikraj. Mereka bersemangat menghafalkan bacaan shalat dan menirukan gerakan shalat melalui dongeng yang menyenangkan”, lanjut Zakariya.
Lebih lanjut Zakariya mengatakan rangkaian kegiatan harlah ke-57 sudah dimulai pada 17 Februari 2023 berupa peringatan isra’ mikraj dan pembacaan manaqib, lalu lomba-lomba bagi pengembangan potensi diri anak, khatmil qur’an, santunan yatama, pengajian dan haul massal serta puncaknya berupa Senam Islam Nusantara, jalan sehat keluarga dan temu alumni pada Minggu, 19 Maret 2023 yang akan datang.
Ia juga menjelaskan, tema peringatan harlah ke-57 ini adalah “Amalkan Ilmu, Bergerak Maju” bertujuan agar ilmu yang telah diperoleh selama pembelajaran di RA Nahdlatul Ulama Tegalsambi dan MI Miftahul Huda Tegalsambi bisa memberikan manfaat dan kemajuan, utamanya bagi warga masyarakat sekitar.
Sementara itu, dengan segudang pengalaman yang dimilikinya, Den Hasan –panggilan akrab Muhammad Hasan mampu memotivasi anak-anak melalui dongeng dengan media wayang kertas yang diciptakannya.
Anak-anak diajak berinteraksi dengan cara memegang wayang kertas berkarakter binatang dan diajarkan dialog-dialog sederhana untuk melatih keberanian berbicara di depan teman-temannya.
“Ayo, siapa yang bisa niat shalat shubuh?”, tanya Den Hasan, serempak anak-anak mengacungkan jari menjawab, “Saya!”.
Anak-anak pun merasa senang mendengarkan dongeng Den Hasan. Sesekali terdengar gelak tawa. Beberapa berkesempatan maju ke depan memegang wayang kertas, menghafal niat shalat, surat-surat pendek serta menyanyikan lagu anak-anak.
“Saya senang mendengarkan dongengnya. Saya mengacungkan jari berkali-kali untuk bisa hafalan, tapi malah tidak diminta maju”, kata Zeyada Shaviyatez Zackia, siswi kelas 1 MI Miftahul Huda.
ua