blank
TERGENANG - Sebagian wilayah Kelurahan Krandon dan Kaligangsa masih tergenang air luapan Polder Bayeman. (Foto: Sutrisno)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Sejumlah rumah yang terdampak banjir yang melanda Kota Tegal, sejak 1-3 Maret 2023 bertambah dari sebelumnya 450 rumah menjadi 2.513 rumah.

Kepala BPBD Kota Tegal, Mochammad Mabbrur menyampaikan, sejak tanggal 1-3 Maret 2023 di Wilayah Kota Tegal terjadi banjir di Kecamatan Margadana, meliputi Kelurahan Kalinyamat Kulon, Kelurahan Sumurpanggang, Kelurahan Margadana, Kelurahan Krandon dan Kelurahan Kaligangsa.

“Selain itu di Kecamatan Tegal Barat akibat luapan air melanda satu Kelurahan yakni Pesurungan Kidul,” kata Mabbrur Jumat (3/3/2023).

Mabbrur merinci di Kelurahan Sumurpanggang sejumlah 700 Rumah terendam, terdiri dari 931 KK, 2.964 jiwa terdampak dan sejumlah 195 warga mengungsi, 3 Sekolah, dan 5 Tempat ibadah. Di Kelurahan Kalinyamat Kulon sejumlah 123 rumah terendam, terdiri dari 226 KK, 967 Jiwa, serta tempat Ibadah.

Kemudian di Kelurahan Margadana sejumlah 7 rumah terendam, terdiri dan 12 KK, 37 Jiwa. Kelurahan Krandon sebanyak 529 rumah terendam, terdiri dari 798 KK, 2.620 jiwa dan sejumlah 29 jiwa mengungsi. Kelurahan Kaligangsa 1.154 rumah terendam, terdiri dari 1.878 KK, 5.740 Jiwa serta 2 Sekolah terdampak dan untuk Kelurahan Pesurungan Kidul sejumlah 1 Sekolah terdampak.

“Total terdampak 2.513 rumah, 3.845 KK, 12.328 jiwa, 7 sekolah, 6 tempat ibadah dan 225 warga mengungsi,” terang Mabbrur.

Kejadian alam dan bencana di wilayah Kota Tegal yang terjadi pada hari Kamis, 2 Maret 2023 pukul 00.00 WIB sampai 24.00 WIB. Waktu kejadian pukul 06.00 WIB di Kecamatan Margadana dan Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Penyebab bencana, hujan intensitas sedang, terjadinya luapan air sungai yang menuju permukiman. Rendahnya daerah pemukiman pada daerah cekungan. Pendangkalan dan penyempitan saluran drainase.

“Saat ini kondisi di wilayah Sumurpanggang luapan air dari Sungai Kemiri sudah mulai banyak yang surut. Tinggal beberapa wilayah Krandon dan Kaligangsa yang terdampak luapan air dari Polder Bayeman,” tutup Mabbrur.

Sutrisno