blank

SUARABARU.ID Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Unissula Semarang KH Samsudin Salim MAg mengajak civitas akademika meneladani kisah sahabat Rosulullah, yakni Zahid. Seorang Sahabat yang mementingkan kepentingan agama dibanding kepentingan pribadinya. “Kalau Zahid yang sekian lama usianya sampai 35 tahun belum menikah, kemudian pada saat kesempatan itu datang, namun Zahid lebih memilih kepentingan agama dengan ikut jihad dari pada kepentingan pribadinya (menikah)”, ungkapnya dalam khutbah Jum’at di masjid kampus Unissula Abu Bakar Assegaf, (24/2/2023).

Samsudin Salim juga mengajak jamaah untuk muhasabah seberapa besar kontribusi kita untuk agama. “Maka marilah kita bersama-sama perlu melakukan refleksi. Perlu melakukan muhasabah seberapa besar kontribusi kita untuk agama kita. Apakah jihad ini sudah kita jadikan sebuah pilihan kehidupan kita?” ajaknya.

Dirinya juga menjelaskan bahwa jihad tidak lagi identik dengan mengangkat senjata. Jihad di era sekarang bisa dilakukan melalui kapasitas diri masing-masing. “Terlebih di era sekarang ini, jihad bisa kita lakukan melalui kapasitas kita masing-masing. Seorang dosen, seorang guru, bisa berjihad di bidang pendidikan. Ekonom, bisa berjihad di bidang ekonomi. Kalo di rumah kita dekat dengan masjid, apakah kita sudah berkontribusi dalam syiar agama Islam? Karena ini adalah bagian dari upaya kita untuk mensyiarkan nilai-nilai Islam, dan ini adalah bagian dari jihad,” pungkasnya.