blank
Direktur PDAM Kudus Winarno. foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Muria yang baru dilantik, Winarno mengaku siap merealisasikan target laba Rp 4,5 miliar di tahun 2023 ini. Pihaknya optimistis mampu memberikan yang hasil terbaik atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Target laba yang dibebankan pada PDAM di tahun 2023 ini, memang naik dibandingkan tahun 2022 silam yang sebesar Rp 4,2 miliar. Meski demikian, Winarno mengaku optimistis target tersebut bisa terlampaui.

“Tetap optimistis bisa mencapai target laba,”kata Winarno saat ditemui awak media, Senin (6/2).

Meski bukan asal Kudus, Winarno ternyata bukan orang baru di dunia perusahaan air. Pria asal Wonogiri ini pernah menjabat sebagai Direktur PDAM Kabupaten Grobogan.

Dengan pengalaman yang dimilikinya, Winarno mengaku siap melakukan terobosan demi meningkatkan performa PDAM Tirta Muria Kudus yang dipimpinnya.

Salah satu upaya yang kini tengah dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas layanan kepada para pelanggan. Selain soal pasokan air ke warga, respon terhadap pengaduan juga akan lebih ditingkatkan.

Salah satu program yang dicanangkan dalam waktu dekat ini adalah dengan menambah dua unit sumur di kawasan Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati. Sumur baru nanti akan melengkapi 66 sumur yang saat ini sudah ada dan beroperasi.

Selain itu, ada pula penambahan target berupa penambahan sambungan baru. Dan khusus tahun 2023 ini, akan ada program sambungan untuk 1000 sambungan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Sementara, Direktur PDAM Yan Laksmana menambahkan PDAM Kudus saat ini memiliki performa yang cukup baik di bidang layanan. Untuk pengaduan kebocoran atau keluhan pelanggan, pihaknya menerapkan prosedur OHM (One Hour Maintenance) yang mana memastikan petugas PDAM melakukan pengecekan maksimal satu jam setelah ada laporan.

“Jadi kami sudah ada sistem sebagai kontrol apakah petugas sudah menindaklanjuti aduan masyarakat atau tidak,”tandasnya.

Hasilnya pun cukup lumayan karena pada tahun 2022 silam, tingkat non revenue water (NRW) alias kebocoran yang terjadi berada di angka 22 persen, atau di bawah ketentuan nasional yang sebesar 24 persen.

“Tentunya kami akan terus menekan tingkat NRW yang terjadi, sehingga layanan ke pelanggan akan semakin maksimal,”tandasnya.

Ali Bustomi