blank
Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menghadiri acara Rakor Optimalisasi Peningkatan PAD Pemkot Semarang dan Peningkatan Kinerja BUMD/BULD Pemkot Semarang, Kamis (2/2/2023). Foto: Hp

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, menilai masih banyak potensi pendapatan daerah yang perlu digali dan dimaksimalkan di kota Semarang.

Untuk itu, Ita sapaan akrab Walikota Semarang mqeminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memberi pengarahan kepada jajaran Pemerintah Kota Semarang khususnya kepada 14 OPD penghasil.

“Saat ini APBD Kota Semarang sebesar Rp 5.9 triliun, sedangkan pendapatan hanya Rp 2.5 triliun. Idealnya pendapatan bisa 50% atau lebih mendukung APBD, seperti contoh di Surabaya, APBD 10 triliun dan pendapatan Rp 8 triliun,” ungkap Ita dalam acara Rakor Optimalisasi Peningkatan PAD Pemkot Semarang dan Peningkatan Kinerja BUMD/BULD Pemkot Semarang, Kamis (2/2/2023).

Dalam kegiatan rakor tersebut turut hadir pula secara langsung selaku narasumber adalah Direktur Koordinasi Supervisi III KPK, Brigjen Pol. Bachtiar Ujang Purnama.

Lebih lanjut, menurutnya masih banyak potensi dan peluang yang dapat dioptimalkan terlebih melihat kondisi yang semakin baik. Seperti PPKM yang sudah dihapuskan, tingkat kesejahteraan, inflasi dan laju pertumbuhan ekonomi yang semakin baik. Kota Semarang bahkan tercatat memiliki PDRB tertinggi di Jawa Tengah sebesar Rp 123 juta per tahun.

Dirinya lebih lanjut mencontohkan, berdasar kajian SMI pada sektor persampahan baru dikumpulkan10% sampah.

“Ini berarti masih ada 90% potensi yang belum tergali. Juga pada Dinas Perdagangan yang mencatat hanya 250 pedagang di tiap pasar, ini secara logika hitung-hitungan apa mungkin?,” terang Ita.