Seiring perkembangan zaman yang semakin modern dan serba digital, generasi muda bangsa merupakan kalangan yang rentan menjadi pelaku maupun korban dari pengaruh negatif kemajuan teknologi.

Antara lain kasus bullying atau perundungan, kekerasan fisik, kekerasan seksual, pernikahan usia dini, serta perilaku tidak baik lainnya. Sehingga,  pendidikan agama dan budi pekerti sangat penting diajarkan sejak dini melalui pendidikan formal maupun nonformal.

Wagub menjelaskan, setiap anak dilahirkan suci kemudian tergantung orang tua dan lingkungannya dalam mengarahkan. Sehingga orang tua, masyarakat, dan semua pihak dituntut untuk memberikan pendidikan, terutama pendidikan ilmu  agama. Salah satunya belajar di pendidikan nonformal madrasah diniyah yang tersebar di berbagai pelosok desa.

Dalam kesempatan itu, wagub juga mengarahkan pengurus madin agar memanfaatkan serambi masjid untuk kegiatan belajar dan mengajar.

Dengan melaksanakan kegiatan belajar di masjid, selain dapat memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi umat, juga mempermudah membentuk karakter peserta didik.

“Saya juga mengarahkan, kalau bisa mencari barokah di madrasah itu lewat sekolahnya itu di serambi masjid. Hal itu supaya mereka lebih menjaga dan serius dalam membentuk karakter para santri atau muridnya,” katanya.

Wagub menjelaskan, seiring kemajuan zaman maka madin dituntut untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan. Karenanya berbagai upaya telah dilakukan Pemprov Jateng untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia maupun sarana prasarana madin.

Di antaranya memberikan insentif untuk para guru madin di berbagai daerah di Jateng Rp100 ribu per bulan. Melalui insentif yang diterimakan setiap tiga bulan sekali itu, diharapkan dapat memotivasi para ustad dan ustadzah di madin agar semakin semangat dalam membangun generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter.

“Untuk meningkatkan kualitas pendidikan madin, Pemerintah Provinsi Jateng sudah memberikan insentif. Alhamdulillah saat ini kabupaten dan kota di Jateng juga sudah banyak yang ikut memberikan insentif kepada para guru,” katanya.

Hery Priyono