(SUARABARU.ID) – Setelah Piala Dunia 2018, ada banyak pujian untuk Video Assistant Referee (VAR) dan penerapannya. Maju cepat ke Piala Dunia Qatar 2022, dan banyak orang yang sangat terkesan.
Ada sejumlah keputusan yang tidak biasa yang membuat penggemar merasa bingung dan sedih di panggung terbesar. Ini adalah salah satu situasi di mana penggemar mungkin tidak akan pernah senang secara massal dengan VAR, tetapi ada beberapa keputusan yang benar-benar aneh di Qatar yang menyebabkan beberapa wawancara pasca-pertandingan. Misalnya, Luka Modric menyebut Daniele Orsato ‘bencana’ setelah kalah di semifinal dari Argentina.
Berikut adalah beberapa keputusan VAR paling kontroversial di Piala Dunia 2022 versi 90min.com. Pendapat mungkin berbeda tentang keputusan akhir, tetapi mereka ada dalam daftar ini karena paling memicu kemarahan dan perdebatan.
1. Pelanggaran Wojciech Szczesny terhadap Lionel Messi
Di laga terakhir penyisihan grup, Polandia menghadapi Argentina dan pertandingan tersebut sangat penting untuk peluang kedua tim melaju ke babak berikutnya. Seperti yang terjadi, mereka berdua berhasil lolos, tetapi Polandia hanya berhasil karena memiliki kartu kuning lebih sedikit daripada Meksiko.
Menjelang akhir babak pertama, sebuah umpan silang dilayangkan ke tiang belakang dan Lionel Messi berhasil mengarahkannya. Dia mengalahkan penjaga gawang Polandia Wojciech Szczesny untuk itu dan penjaga gawang melakukan kontak dengan penyerang.
Penalti tidak diberikan tetapi VAR kemudian mengubah keputusan wasit. Beberapa orang mengira ini adalah keputusan yang tepat, yang lain menganggap itu adalah kontak tidak penting yang diharapkan di area penalti yang banyak orang. Messi gagal mengeksekusi penalti, tetapi Argentina kemudian menang 2-0.
2. Offside Antoine Griezmann vs Tunisia
Yang ini agak membingungkan. Syukurlah untuk semua yang terlibat, keseluruhan permainan tidak penting dalam hal siapa yang akan masuk ke babak 16 besar. Prancis lolos, Tunisia tidak. Tim Afrika Utara unggul 1-0 pada waktu tambahan dan siap untuk merayakan kemenangan pertama atas Prancis.
Kemudian Antoine Griezmann mencetak gol. Dia melakukan tendangan voli rendah ke tiang jauh setelah seorang bek menyundul bola ke udara menyusul umpan silang. Saat umpan silang pertama masuk, Griezmann sudah pasti berada dalam posisi offside, tetapi dia tidak melakukannya saat melepaskan tembakan.
Keputusannya adalah karena sang bek tidak sengaja mengirimkan bola ke arah Griezmann, penyerang Atletico Madrid itu dianggap masih dalam posisi offside. Namun, siapa yang dapat memutuskan, apakah sundulan bek tersebut merupakan tindakan yang disengaja?
3. Handball oleh Jose Gimenez melawan Portugal
Ini adalah bagian dari alasan mengapa para pemain Uruguay sangat marah di akhir pertandingan grup mereka dan Edinson Cavani mendorong monitor VAR ke tanah dengan marah.
Mereka tertinggal 1-0 melawan Portugal dengan Bruno Fernandes mencetak gol di awal pertandingan. Di waktu tambahan, Portugal diberikan hadiah penalti setelah Jose Maria Gimenez dianggap tangannya telah mengenai bola. Padahal saat dia terjatuh, tangan sedang dalam proses menahan badan, bukan memukul bola. Karena memang begitulah seharusnya untuk mencegah cedera.
Uruguay tersingkir, dan wasit serta ofisial lainnya mendapatkan protes dari setiap pemain Uruguay.
4. Offside Lengan Kostum Rugikan Kroasia
Pengenalan keputusan offside semi-otomatis untuk Piala Dunia ini menyebabkan seruan yang sangat kontroversial dalam pertandingan grup antara Kroasia dan Belgia.
Kroasia telah diberikan penalti dan Luka Modric berdiri di tempat siap untuk mengambilnya. Anthony Taylor menunda tendangan dan menuju ke monitor untuk melihat offside menjelang penalti.
Dinilai bahwa Dejan Lovren telah mengungguli Jan Vertonghen, dengan tayangan ulang menunjukkan bagian lengan bajunya yang berada di depan. Pertandingan berakhir 0-0 dan setelah mencapai semi-final, Kroasia sekarang mungkin bisa melupakannya.
5. Pelanggaran Dayot Upamecano terhadap Bukayo Saka
Inggris merasa dirugikan karena dua alasan dalam kekalahan perempat final melawan Prancis. Yang pertama adalah pelanggaran yang dialami Bukayo Saka menjelang gol pembuka Aurelien Tchouameni di babak kedua.
Dayot Upamecano terlihat melakukan pelanggaran terhadap Saka dan 27 detik kemudian, bola sudah masuk ke gawang. Tampaknya itu pelanggaran yang jelas, tetapi VAR perlu memutuskan apakah itu kesalahan yang jelas dan juga apakah itu cukup terkait dengan gol itu sendiri. Mereka akhirnya memilih keputusan yang menguntungkan Prancis.
Keputusan lainnya adalah pelanggaran terhadap Harry Kane oleh Upamecano. Itu jelas merupakan pelanggaran, tetapi dinilai telah di luar kotak, sesuatu yang masih tidak disetujui oleh banyak penggemar Inggris.
Nur Muktiadi
