blank
PELAYANAN - Bangunan gedung kantor pelayanan terpadu satu pintu atau Mal Pelayanan Publik (MPP) yang tengah dalam proses pengerjaan. (foto: istimewa)

SLAWI (SUARABARU.ID) – Investasi menjadi salah satu parameter penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sebuah wilayah. Sebab dari investasi ini akan memberikan nilai tambah, meningkatkan produktivitas dan menciptakan lapangan kerja. Adapun realisasi nilai investasi Kabupaten Tegal yang berhasil dibukukan sepanjang Januari-November 2022 ini mencapai Rp 1,89 triliun atau 146 persen dari nilai target Rp 1,3 triliun.

Informasi ini disampaikan Kepala Bidang Pengendalian dan Pengelolaan Data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tegal Kosim, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (09/12/2022).

“Nilai investasi di Kabupaten Tegal tahun 2022 ini ditargetkan Rp 1,3 triliun. Namun sampai akhir November kemarin realisasinya sudah mencapai Rp 1,89 triliun, sehingga bisa dikatakan sudah melebihi target,” kata Kosim.

Adapun dari realisasi nilai investasi tersebut, Rp 1,03 triliun atau 54,64 persen diantaranya berasal dari penanaman modal asing (PMA), ditambah Rp 485,07 miliar atau 25,58 persen dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan sisanya Rp 374,56 miliar atau 19,72 persen dari usaha mikro. Data tersebut, lanjut Kosim, bersumber dari laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) sampai dengan triwulan tiga.

Dari nilai total investasi tersebut, jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 39.663 orang, terdiri dari 39.609 tenaga kerja Indonesia dan 54 tenaga kerja asing.

“Tahun ini kita masuk dua perusahaan besar PMA yaitu PT Shyang Hung Tah di Margasari dan PT Adonia Footwear Indonesia di Lebaksiu. Keduanya bergerak di bidang produksi sepatu berbasis industri padat karya,” kata Kosim.

Dari kedua investasi berskala besar tersebut, Kosim menuturkan jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 13.321 orang dengan menerapkan sistem upah minimum kabupaten (UMK) . Sehingga dari sini tentunya akan berdampak langsung pada penciptaan lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tegal.

Kosim menambahkan, meski realisasi investasinya telah tercapai target, pihaknya tetap akan terus bekerja menarik investor masuk, baik asing maupun dalam negeri, sekalipun situasi perekonomian saat ini sedang dihadapkan pada ancaman resesi global.

Menurutnya, kondisi pandemi dan situasi keuangan global yang sedang tidak menentu cukup berpengaruh pada pertumbuhan usaha dan investasi, sekalipun kebijakan instrumen insentif dan kemudahan berusaha sudah banyak ditawarkan.

“Arus modal dari masuknya investasi ini memainkan peran penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sehingga di tengah situasi sulit ini investor jadi rebutan banyak daerah,” ujarnya.

Ditanya soal kesiapan lahan untuk pembangunan industri, Kosim optimis jika lahan untuk industri masih cukup tersedia di tiga kawasan peruntukan industri (KPI), yaitu KPI Margasari, KPI Kramat, dan KPI Suradadi. Terlebih di tahun 2023 pihaknya akan didukung kebijakan rencana tata ruang wilayah (RTRW) hasil revisi yang lebih adaptif dan membuka ruang lebih luas kepada investor untuk membangun dan mengembangkan usahanya di Kabupaten Tegal.

Tidak hanya itu, guna mendukung kemudahan perizinan berusaha dan berinvestasi, pihaknya juga tengah membangun sarana gedung pelayanan terpadu satu pintu laiknya mal pelayanan publik (MPP) yang akan beroperasi selambat-lambatnya pertengahan 2023 mendatang.

Ditemui secara terpisah, Sekretaris DPMPTSP Kabupaten Tegal Tien Mei Antiyas Djasmiyanti mengungkapkan jika keberadaan fasilitas MPP ini akan mempermudah dan mempercepat layanan perizinan dan non perizinan ke masyarakat dengan mengintegrasikan berbagai unit pelayanan publik.

“Nantinya, semua pelayanan DPMPTSP akan dipindah ke MPP yang di dalamnya akan menamping 23 booth dari 20 instansi pelayanan publik pemerintah daerah, instansi samping maupun vertikal, termasuk BUMN dan BUMD,” ujar Tien.

Sutrisno