blank
Di hadapan Kasat Binmas AKP Setiyono (kiri), para tokoh agama dan da'i menandatangani naskah kesepakatan bersama untuk menjaga Harkamtibmas demi tetap mewujudkan situasi yang kondusif di Wonogiri.(SB/Bambang Pur)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Wonogiri, Anif Solikhin, minta agar masyarakat mewaspadai kemunculan pemakaian jargon agama untuk kepentingan politik praktis.

Permintaannya ini, Kamis (6/10), disampaikan saat tampil menjadi pemateri dalam acara pertemuan para Da’i Kamtibmas se jajaran Polres Wonogiri di Rumah Pertemuan ‘Saraswati,’ Brumbung, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri.

Acara ini dibuka resmi oleh Kapolres yang diwakili Kasat Binmas AKP Setiyono. Kegiatan ini, diikuti oleh para Kanit Bimmas dan para Da’i Kamtibmas dari 25 Polsek se Wonogiri. Juga hadir para tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Wonogiri serta para awak media.

Kasat Binmas Polres Wonogiri, AKP Setiyono, minta peran para da’i, ustadz dan ulama serta tokoh agama, mampu memberikan pengajaran agama yang teduh. Yakni menghidnarkan dari hal-hal yang bersifat provokatif dan agitatif, yang terkait dengan paham radikalisme dan intoleransi.

”Agar situasi dan kondisi di Wonogiri tetap kondusif, utamanya dalam menyongsong pesta demokrasi Pemilu serentak Tahun 2024,” jelas AKP Setiyono. Didampingi Kasubsi Penmas Humas Polres Aiptu Iwan Sumarsono, AKP Setiyono, menegaskan bahwa ini untuk tujuan Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan Ketertiban Masyarakat).

Di awal acara, kepada para peserta disuguhi pemutaran film tentang kehancuran Negara Suriah yang dipicu oleh pertikaian sesama umat Islam. ”Di Indonesia, potensi seperti di Suriah itu rawan terjadi, apalagi negara kita memiliki bermacam suku, agama, ras dan aliran,” tandas Anif Solikhin.

Paling Didengar

Anif, berharap, para da’i, ustadz dan ulama serta para tokoh agama, dapat memberikan perannya. Sebab, imbauannya menjadi yang paling didengar masyarakat. Hasil survei menyebutkan, para ulama dan da’i serta tokoh agama, menempati urutan pertama dengan presentase sebesar 51,7 %. Sementara politikus dan pengamat politik hanya sebesar 11,5 % dan 4,5 %.

Dalam acara itu, ikut tampil memberikan paparan materi, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri, Toto Sihsetyo Adi. Kata Toto, tahapan Pemilu serentak 2024 kini telah dimulai. Saat ini memasuki tahapan verifikasi Parpol yang mendaftar menjadi peserta Pemilu.

Dalam sesi tanya jawab, Pendeta Teofilus dan Ustadz Suharto, minta agar kegiatan seperti ini dapat diperluas dan dilaksanakan pula di tingkat kecamatan.

Ustadz Purnomo, minta agar ada survei baru yang up to date. ”Sebab saat ini yang paling memberikan pengaruh kepada masyarakat adalah Media Sosial (Medsos), seperti melalui jejaring WA (WhatsApp) misalnya,” ujar Da’i Purnomo dari Kecamatan Selogiri.

Sementara itu, Ustadz Sudirman, minta agar KPU sebagai penyelenggara Pemilu dapat mewujudkan pesta demokrasi berkualitas dan mampu menghindarkan hal-hal yang berpotensi memicu terjadinya gesekan.

Bambang Pur