blank
PIAGAM - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih menerima Piagam BISA FEST. (foto: istimewa)

SLAWI (SUARABARU.ID) – Pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI diminta memfasilitasi pengembangan destinasi wisata berbasis religi seperti Cikura di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. “Pondok Pesantren At-Tauhidiyah Cikura Kabupaten Tegal sudah lama menjadi destinasi religi bagi ribuan peziarah dan dalam rangka haul ulama legendaris KH Armia, saat ini butuh banyak perhatian utamanya infrastruktur,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, Kamis (15/09/2022).

Hal itu disampaikan Fikri saat membuka kegiatan Bersih, Indah, Sehat dan Aman Festival (BISA FEST) yang digelar Direktorat Event Nasional dan Internasional Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf RI. Kegiatan ini bertemakan ‘Festival Seni dan Budaya Santri, Mendukung Desa Wisata Religi Cikura untuk memperkaya Khazanah Budaya di Nusantara’ di Pondok Pesantren At-Tauhidiyah Cikura, Kabupaten Tegal.

Menurut Fikri, destinasi wisata religi merupakan salah satu alternatif wisata yang memiliki multi manfaat bagi peminatnya. “Luar biasa wisata religi ini menawarkan tidak hanya rekreasi jasad (fisik), tapi juga rohani buat para pengunjungnya, jadi jalan-jalan yang bermanfaat tidak hanya dunia, namun akhiratpun Insya Allah dapat,” ujar Fikri.

blank
WISATA RELIGI – Festival Seni dan Budaya Santri, mendukung Desa Wisata Religi Cikura. (foto: istimewa)

Festival santri ini menampilkan ragam seni budaya dari santri yang kental nafas Islam, seperti gambus sholawat, hadroh yang diiringi rebana, pencak silat dan lainnya.

Fikri menyoroti dari sisi infrastruktur fisik seperti jalan akses menuju Ponpes At-Tauhidiyah yang mulai butuh perbaikan di beberapa titik. “Terlebih pada saat acara haul KH Armia, Ponpes Cikura dihadiri peziarah hingga ratusan ribu orang dari seluruh nusantara, karena jalannya sempit, butuh waktu berjam-jam untuk sampai di lokasi,” urainya.

Selain itu, Fikri juga menyarankan pembangunan infrastruktur akomodasi seperti penginapan, rumah makan dan sentra informasi seperti museum untuk mendukung pengembangan destinasi wisata religi cikura. “Dukungan semua pihak termasuk masyarakat sekitar pondok dibutuhkan, selain adanya potensi ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar,” ucapnya.

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwsata Kabupaten Tegal, Akhmad Uwes Qoroni, menyatakan pihaknya mendukung pengembangan destinasi wisata religi di Cikura, karena sesuai arah pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Tegal yang tertuang dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (RIPK) Kabupaten Tegal Tahun 2018-2025.

“Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Tegal dilaksanakan berdasarkan prinsip pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan mengutamakan kearifan lokal (local wisdom) sebagai tema pengembangannya, berorientasi pada upaya peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, peningkatan pertumbuhan serta pelestarian lingkungan, tata kelola yang baik, cara terpadu lintas sektor, lintas daerah dan lintas pelaku serta mendorong kemitraan sektor publik dan privat,” jelas Uwes.

Sekertaris Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf RI, Edy Wardoyo juga mengungkapkan, pihaknya akan membantu destinasi wisata religi dalam hal pendampingan dan penguatan desa wisata melalui pelatihan dan konsolidasi bersama antara masyarakat desa, pemerintah daerah dan pusat.

“Desa wisata itu tanggung jawab warganya, kemudian pemerintah tinggal mendorong dan memfasilitasi, serta mempromosikan, masyarakat terus kreatif mengembangkan potensi di desanya, buat paket-paket wisata, homestay yang bersih dan nyaman, kuliner khas, serta keamanan bagi turis,” kata Edy.

Sementara, pihak Pondok At-Tauhidiyah Cikura diwakili oleh Ketua Pondok, Ustadz Ma’moen mengucapkan terimakasih atas terselenggaranya kegiatan Festival Seni Budaya Santri di pesantrennya, dan berharap kegiatan ini membantu promosi ponpes At-Tauhidiyah menjadi salah satu destinasi wisata religi unggulan di Kabupaten Tegal khususnya.

Pondok Pesantren At-Tauhidiyyah sendiri didirikan oleh KH Armia pada Tahun 1880 di Desa Cikura dan merupakan salah satu pondok pesantren yang tertua di Kabupaten Tegal. Hingga kini jumlah santrinya mencapai ribuan orang, baik yang bermukim maupun yang non mukim.

Saat ini, ponpes At-Tauhidiyah di bawah asuhan KH Ahmad Sa’idy bin KH Said bin KH Armia, berlokasi di dua tempat yakni Ponpes Giren dan Ponpes Cikura. Pada bulan muharram, Haul KH beliau selalu ramai dikunjungi umat Islam dari dalam maupun luar negeri. Haul tersebut dalam rangka mengenang perjuangan KH Armia dalam mensyiarkan Agama Allah, terutama ilmu-ilmu Tauhid.

Pada 2018, Bupati Tegal menerbitkan SK yang menetapkan Pondok Pesantren At-Tauhidiyah di Cikura dan Giren sebagai destinasi wisata religi di Kabupaten Tegal.

Sutrisno