blank
Iwan Budi, pegawai Bapenda Pemkot Semarang.

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Jajaran Pemerintah Kota Semarang mengutuk keras kasus pembunuhan yang menimpa salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Pemkot Semarang.

Bahkan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, mengutuk keras dan meminta aparat yang berwajib untuk bisa segera mengungkap kasus tersebut dan menemukan pelakunya.

“Kami sih berharap bahwa pak Kapolrestabes bisa segera mengungkap kasus ini dengan baik, dan kami mengutuk perbuatan yang dilakukan oleh siapapun itu terhadap kawan kami yang namanya pak Iwan,” kata wali kota yang biasa disapa Hendi ini.

Walaupun dari pihak Polrestabes Semarang hingga saat ini masih terus melakukan identifikasi jasad korban, namun Hendi menyakini bahwa jasad tersebut adalah jasad Iwan Budi, pegawai Bapenda Pemkot Semarang.

“Jasadnya terbakar termasuk motornya yang diindikasi adalah teman PNS kami di Pemkot dengan nama pak Iwan, meskipun kemarin pak Kapolrestabes juga menyampaikan belum 100 persen valid dan masih cek DNA, tapi dari bukti lapangan yang ada seperti dari motornya, nametagnya, handphonenya, itu semuanya milik pak Iwan,” katanya.

Sebelumnya, Iwan Budi yang sehari-hari bekerja di Bapenda Pemkot Semarang dilaporkan hilang sejak 24 Agustus 2022 sehari sebelum dirinya dipanggil Polda Jawa Tengah untuk dimintai keterangan terkait dugaan kasus korupsi aset.

Keberadaan Iwan mulai menemukan titik cerah manakala pada Kamis (8/9/2022) malam ditemukan sesosok jasad dalam kondisi terbakar berikut serta motor, laptop, handphone yang diduga milik Iwan Budi.

Sementara itu, Kepala Bapenda Kota Semarang, Indriyasari, saat dimintai keterangan terkait kasus dugaan korupsi yang ditangani Polisi hingga melakukan pemanggilan terhadap Iwan Budi sebagai saksi, merupakan kasus di tahun 2010.

“(Kasus) itu tidak terjadi di instansi Bapenda, karena saat itu belum dibentuk Bapenda. Bapenda dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) masih jadi satu instansi bernama Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) pada tahun 2010,” katanya, Senin (12/9/2022).

Kepala Bapenda yang biasa disapa Bu Iin ini mengaku, dirinya sama sekali tidak mengetahui secara detail terkait kasus dugaan korupsi tersebut, ditambah lagi dirinya juga masih baru menjabat sebagai Kepala Bapenda beberapa bulan lalu sejak Januari 2022.

Lebih lanjut Iin mengatakan kalau sejauh ini yang bersangkutan (Iwan Budi) baru satu kali mendapat panggilan dari pihak Kepolisian sebagai saksi. Sedangkan pegawai Bapenda lainnya sejauh ini tidak ada yang dipanggil terkait dugaan kasus korupsi tersebut.

“Kami telah mendapatkan laporan terkait penemuan jenazah di wilayah Marina kemarin yang ciri-cirinya mengarah ke Iwan Budi. Kita tunggu nanti hasil forensik (tes DNA) dari kepolisian, harapan kami itu bukan pak Iwan,” katanya.

Hery Priyono/mh