blank
Dr Mayadina Rohma saat memadu FGD Perlindungan Perempuan/ Anak dan Kelompok rentan "(Foto: Hadepe )

JEPARA (SUARABARU ID)-  Kekerasan seksual terhadap anak  dan perempuan tidak boleh dibiarkan. Juga kawin muda yang angkanya terus melonjak tajam dalam bulan Juni 2022 ini. Sebab persoalan  ini  menyangkut masa depan generasi penerus. Hal tersebut mengemuka dalam FGD Perlindungan Perempuan/ Anak dan Kelompok rentan  yang dipandu oleh Dr Mayadina Rohma.

Acara yang diselenggarakan oleh DP3AP2KB Kabupaten Jepara ini berlangsung di ruang rapat MA Ngasirah Setda Jepara dan  dikuti oleh OPD  terkait  dan sejumlah organisasi perempuan dan aktivis budaya. Dari pertemuan ini diharapkan dapat menyusun rekomendasi untuk Bupati Jepara. Acara dibuka oleh Kabid PPA dr  Fakhrudin.

Untuk memantik peserta forum, dr Fakhrudin menyampaikan sejumlah angka  kawin muda, serta angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Jepara pada tahun 2021 yang cwenderung terus meningkat.

blank
Ahli kesehatan masyarakat dr Nurkukuh dalam FGD Perlindungan Perempuan/ Anak dan Kelompok rentan

Menurut Midah dari PSGA Unisnu persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak harus menyadarkan semua fihak untuk lebih sunggguh menangani persoalan ini.  “Salah satu  yang penting dilakukan adalah memberikan pendidikan sex bagi siswa sejak SD. “Karena itu perlu pedoman bagi para guru. ,”ujar Midah. Juga orang tua perlu dipahamkan pentingnya pendidikan sex.

Semerntara Hadi Priyanto, wartaan dan pegiat budaya Jepara memandang perlu adanya peta jalan dalam menangani persoalan ini. “Harus ada gerakan yang masif, terstruktur, kolaboratif dan sinergis,” ujarnya.

Sedangkan Aswatun dari IBI Jepara menilai keharmonisan keluarga menjadi faktor penting, termasuk perlunya lingku8ngan yang kondusif dalam mengatasi persoalan kekerasan seksual terhdap anak dan kawin muda. Senda dengan Aswatun, Sukardi seorang wartawan senior Jepara memandang pendidikan dan ketahanan keluarga sangat penting

Usulan menarik juga disampaikan oeh Nikmah dari Fatayat. “Sosialisasi harus dilakukan hingga tingkat RT, termasuk keterlibatan pemerintahan desa dalam gerakan bersama menangulangi kawin muda dan kekerasan terhdap anak,” ujarnya.

Sementara dr Nurkukuh ahli kesehatan masyarakat memandang penting gerakan sosialisasi yang terencana dengan baik.Disampimg iotu perlu kolaborasi dan sinergitas semua tingkat pemerinthan dan juga masyarakat.

Mayadina Rohma pada simpulan FGD menyatakan bahwa Forum merekomendasikan untuk membuat FGD lintas sektor yang melibatkan unsur pemerintah terkait, untuk merumuskan langkah-langkah strategis ke depan.

“Menimbang kompleksitas persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak, perkawinan usia anak, kita perlu merumuskan kebijakan strategis bersama dengan OPD dan institusi terkait,” tegasnya.

Hadepe