blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat saat hadir di acara Harganas ke-29. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO (SUARABARU.ID)-Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menyatakan angka stunting di daerahnya yang masih tinggi menjadi pekerjaan rumah (PR) besar yang harus diselesaikan secara bersama sama.

“Prevalensi stunting di Wonosobo, sebagaimana data E-PPGBM 2022 menunjukkan angka sebesar 19,22 persen. Itu merupakan prosentase yang cukup tinggi dan harus segera bisa diturunkan,” tegasnya.

Hal itu ditegaskan Afif pada puncak acara peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29 tahun 2022 di Pendopo Bupati setempat, Kamis (7/7/2022). Peringatan Harganas mengambil tema “Cegah Stunting agar Keluarga Bebas Stunting”.

Bupati menyampaikan peringatan ini sebagai pembaharu dan penguat komitmen seluruh stakeholder di Wonosobo, terutama dalam menurunkan prevalensi stunting, yang saat ini masih tinggi.

“Hendaknya momentum ini juga mampu menyatukan langkah dan kolaborasi bersama, dalam meningkatkan kualitas keluarga Indonesia, guna menciptakan generasi muda yang unggul berkualitas,” ujar dia.

Menurut Afif, peran keluarga dalam tumbuh kembang dan pembentukan karakter generasi bangsa, menempati posisi yang mendasar dan esensial. Keluarga merupakan lembaga pertama dalam kehidupan anak.

“Keluarga juga merupakan tempat anak belajar dan berperan sebagai makhluk sosial, sehingga dimasa depan anak dapat mengidentifikasi secara mandiri perannya dalam masyarakat dan bangsa,” tuturnya.

Karena itu, sambung Afif, pembangunan keluarga sangat layak untuk menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam melaksanakan pembangunan secara keseluruhan. Keluarga yang sehat akan menjadi pondasi negara yang kuat.

Menurutnya, pembangunan keluarga dapat dikatakan menjadi dasar bagi pembangunan yang lebih besar, yakni sumber daya manusia (SDM) yang menjadi faktor paling menentukan dalam keberhasilan pembangunan bangsa.

“Dalam perjalannya, pembangunan keluarga pun menghadapi berbagai tantangan, yang salah satunya adalah prevalensi stunting yang masih tinggi, sebagaimana data E-PPGBM 2022 menunjukkan sebesar 19,22 persen,” tandasnya.

Ini Strateginya

blank
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat minta semua pihak ikut atasi stunting. Foto : SB/Muharno Zarka

Dikatakan Afif, diperlukan percepatan langkah dan sinergitas dari seluruh stakeholder terkait, untuk mampu melaksanakan berbagai program dan intervensi yang telah direncanakan. Sehingga target 14 persen secara nasional pada 2024 dapat terwujud.

“Keluarga sebagai subjek dan objek pembangunan, harus mampu berperan serta dan bersinergi dengan stakeholder lainnya dalam upaya penurunan stunting di Wonosobo,” ungkap Afif.

Momentum peringatan Hargasnas ini diharapkan mampu menjadi media komunikasi yang efektif, dalam meningkatkan kesadaran dan mengaktifkan gerakan masyarakat dalam menekan stunting khususnya di Wonosobo.

Kepala Dinas PPKBPPPA Wonosobo, Dyah Retno Sulistyowati menyampaikan bahwa berbagai kegiatan telah dilaksanakan pada peringatan Harganas kali ini. Seperti Pencanangan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di 37 Kampung KB, yang dilaksanakan 29 Juni 2022 di Desa Tanjung Anom Kepil.

“Pemutaran film dan KIE di 15 Kecamatan (di Kampung KB/Desa Lokus Stunting). Pelayanan Sejuta akseptor Harganas bekerjasama dengan IBI dan lembaga/organsasi dengan target 986 akseptor tercapai 1.606 akseptor (162,9 persen), peringkat 4 Jateng,” katanya.

Juga pencanangan Sekolah Lansia, yang merupakan kolaburasi dengan Mafindo, dibentuk di 2 Desa/Kelurahan (Wonosobo Barat dan Lamuk Kalikajar) dengan tujuan menjadikan lansia melek literasi.

“Pembentukan Sekolah Siaga Kependudukan di MAN I dan SMP N I Wonosobo. Memberikan terapi kepada 56 Batita (Balita di bawah usia 3 tahun) stunting di Desa Reco Kertek bekerjasama dengan IFI Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI),” terang dia.

Konseling calon pengantin, baik di Puspaga maupun pelayanan keluarga sejahtera di Balai KB Kecamatan. Penyusunan buku saku Dashat. Mengikuti lomba tingkat Jateng dan berbagai lomba tingkat Kabupaten Wonosobo.

“Ada juga program inovasi/unggulan, yaitu Gerakan Bersama Turunkan Un Met Need (Geber Turune), Tunda Sampai Cukup Atasi Stunting (Tungkub Ceting), Gotong Royong untuk atasi Stunting (Gor Rong Ceting),” pungkas Dyah.

Muharno Zarka