blank
Sekda Jepara Edy Sujatmiko saat memimpin rakor stunting (Foto : Kominfo)

JEPARA (SUARABARU.ID) – Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta  serius ingin menangani persoalan stunting. Bahkan menjadi salah satu prioritas. Karena itu  digelar rapat koordinasi dalam mengatasi permasalahan tengkes (stunting), atau kondisi gagal tumbuh akibat kurang gizi. Rapat tersebut untuk mengevaluasi usaha pencegahan sekaligus mengakselerasi upaya penyelesaian tengkes..

Berbagai unsur lintas sektor yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dilibatkan. Rakor yang berlangsung  di ruang Sosrokartono Setda, Rabu (8/6/2022) tersebut dipimpin  Sekda Edy Sujatmiko, mewakili Pj Bupati Jepara. Selain memberikan arahan, ia pun mendengarkan pemaparan materi dari masing-masing koordinator bidang tim

Menurut Edy Sujatmiko, berdasarkan aplikasi Elektornik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM), kondisi tengkes di Jepara tahun 2021 berada pada angka 12,9 persen. Hasil penghitungan ini bahkan sudah mampu melewati target 14,65 persen di tahun 2024. “Belum sampai tahun 2024, kita sudah 12,9 persen. Ini luar biasa,” ujarnya.

Dikatakan dia, data prevalensi tengkes tersebut bersumber dari layanan posyandu yang dilakukan oleh kader di tingkat desa. Sasarannya seluruh balita dan dilaksanakan setiap Februari dan Agustus.

Namun Edy mengingatkan, berdasarkan riset kesehatan dasar dan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Jepara mendapatkan rapor merah. Observasi yang dilaksanakan oleh pusat kepada 300 sampel keluarga, menghasilkan angka prevalensi tengkes di Bumi Kartini sebesar 25 persen. “Ketika rakor di Blora, stunting kita itu merah karena melebihi nasional,” terang Sekda.

Menurutnya Edy Sujatmiko perbedaan sumber data ini menjadi persoalan krusial, sebab penting dalam proses pengambilan kebijakan. Kendati demikian, Pemkab Jepara lebih memilih meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi. Karenanya langkah percepatan penuntasan tengkes terus didorong dengan memantapkan integrasi program lintas sektor. “Jangan sampai dengan 12,9 persen ini ternyata di lapangan malah melebihi 25 persen,” tandas Edy Sujatmiko.

Ia juga menjelaskan, target prevalensi angka tengkes di Jepara tahun 2022 ditetapkan sebesar 21,64 persen. “Kemudian tahun berikutnya 17,89 persen, lalu 14,64 persen pada 2024.

Dalam rakor tersebut juga ada pemaparan TPPS yang  diawali oleh Plt. Kepala Dinkes dr. Eko Cahyo Puspeno selaku koordinator Bidang Pelayanan Intervensi Spesifik dan Sensitif. Ia membawakan meteri terkait rencana kerja intervensi spesifik dalam percepatan penurunan stunting. Lalu Bidang Perubahan Perilaku dan Pendampingan Keluarga yang dikoordinatori oleh Plt. Kepala DP3AP2KB dr. Bambang Dwipo, memaparkan materi tentang penurunan stunting di Jepara.

Selanjutnya koordinator Bidang Koordinasi Konvergensi dan Perencanaan, Kepala Bappeda Subiyanto menguraikan terkait rencana kerja bidangnya pada tahun 2022 – 2024. Lalu dilanjutkan Kepala Diskominfo Arif Darmawan selaku koordinator Bidang Komunikasi dan Informatika. Ia memaparkan materi tentang strategi komunikasi perubahan perilaku dalam upaya penurunan stunting.

Hadepe – Alvaros