blank
Mbak Ita saat menyampaikan pandangannya, dalam sarasehan yang digelar PWI Jateng dalam rangka Hari Kartini. Foto: riyan

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Anggota Pokja I Tim Penggerak PKK Jawa Tengah, Isti Ilma Patriani, yang mewakili Ketua TP PKK Jateng, Atikoh Ganjar Pranowo menyampaikan, perempuan di masa kini, harus selalu menyalakan spirit RA Kartini, yaitu perempuan tangguh dan aktif.

Dikatakan dia, seorang perempuan harus berdaya ekonomi dan mampu mengatur keuangan keluarga. Kestabilan ekonomi keluarga, apalagi adanya tantangan pandemi covid-19, sangat berpengaruh pada keharmonisan antara orang tua dan anak.

”Pandemi bukan hanya menciptakan kesadaran pada pentingya protokol kesehatan dan kemampuan berteknologi IT, tapi memberikan dampak negatif. Salah satunya kehilangan pekerjaan dan kondisi mental perempuan,” ungkap Isti, saat menjadi narasumber dalam Sarasehan Peringatan Hari Kartini 2022, yang digelar di Kantor PWI Jateng, Kamis (21/4/2022).

BACA JUGA: Hari Kartini, Bawaslu Jepara dan PSGA Unisnu Dorong Keterlibatan Perempuan

Narasumber lain dalam acara bertajuk ‘Perempuan Bangkit di Masa Pandemi’ itu adalah, Wakil Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu atau akrab yang disapa Mbak Ita.

Sarasehan yang digagas PWI dan IKWI Jateng itu, juga diisi dengan bakti sosial berupa pembagian 750 nasi kotak kepada masyarakat, untuk berbuka puasa.

Hadir dalam kesempatan itu, Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS dan jajarannya, serta Ketua IKWI Umi Amir Machmud. Pada kesempatan itu, Amir menyerahkan buku antologi puisi terbarunya berjudul, ‘Melihatmu Menyiram Bunga-Bunga’.

BACA JUGA: 100 Narapidana Lapas Semarang Peserta Pesantren Kilat Diwisuda

Dalam kesempatan itu, Isti yang juga menjabat sebagai Kasi Perlindungan Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jateng itu memaparkan, bagaimana impitan ekonomi akibat pandemi, menggerus mental jernih seseorang.

Psikolog itu lalu menggambarkan peristiwa tragis di Brebes, dimana seorang ibu tega menggorok tiga anaknya. Setelah ditelusuri penyebabnya, si ibu sudah tak sanggup lagi mengurusi anak-anaknya, akibat tekanan ekonomi, dan ingin anaknya terbebas dari segala penderitaan hidup.

Lalu di Kudus, ada seorang suami begitu sadis membakar istri dan anaknya hingga meninggal. Ujung-ujungnya juga karena persoalan ekonomi, dan menimpa perempuan.

BACA JUGA: Peringati Hari Kartini Wakil Wali Kota Semarang dan PWI Jateng Berbagi Paket Takjil Buka Puasa

”Ini adalah potret betapa pandemi memberikan dampak luar biasa terhadap kesehatan mental seorang perempuan dan anggota keluarga,” harapnya.

Kuncinya, kata dia, perempuan itu harus dibahagiakan di rumah. Pasalnya, peran dan kontribusi perempuan lebih banyak di rumah, sehingga mereka harus bahagia. Selain itu, perempuan harus menjadi pengelola keuangan yang hebat.

”Kita harus menghidupkan spirit Kartini, bahwa peran perempuan selalu ditunggu-tunggu, dan dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas keluarga kita,” tuturnya.

BACA JUGA: Kanwil Jateng Gelar Penyuluhan Terpadu Desa Sadar Hukum

blank
Mbak Ita didampingi Amir Machmud, saat membagikan takjil untuk berbuka puasa pada masyarakat yang lewat di depan Kantor PWI Jateng. Foto: riyan

Di bagian lain, Mbak Ita menyampaikan, di era Kartini, pihaknya akan mendukung perempuan agar bisa mengikuti zamannya. Dia tak ingin perempuan menjadi kanca wingking yaitu teman untuk urusan dapur, sumur dan kasur.

”Saatnya perempuan harus bisa mengimbangi laki-laki. Perempuan harus mampu mengelola keuangan. Kalau perlu gunakan prinsip ‘Uangmu Uangku, Uangku Uangku,” candanya, disambut tawa peserta sarasehan.

Dia bercerita, pihaknya menginisiasi urban farming, yaitu gerakan menanam tanaman pertanian di perkotaan. Mbak Ita juga ingin perempuan berdaya ekonomi, melalui kegiatan yang menunjang perekonomian keluarga.

BACA JUGA: LP3M Unsiq Jateng di Wonosobo Gelar Kajian Kitab Ta’lim al-Muta’allim

”Di tengah masa pandemi, kami Pemkot dan Pemprov mendorong terciptanya kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan pemberdayaan perempuan. Kami ingin perempuan bisa berdaya, perempuan yang tangguh mendampingi suami. Dengan begitu Indonesia Maju, dan Semarang makin hebat,” harapnya.

Sementara itu, Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS menyatakan, kegiatan ini bersifat spontanitas, namun diluar dugaan mendapatkan apresiasi tinggi dari Pemprov Jateng dan Pemkot Semarang.

”Ke depan, kami akan mengoptimalkan keterlibatan IKWI dalam kegiatan PWI untuk program pemberdayaan perempuan dan kesejahteraan,” tambahnya.

BACA JUGA: Polres Grobogan Kembali Buka Gelar Vaksinasi Presisi

Sedangkan Ketua Panitia Sarasehan dan Bakti Sosial, Sosiawan menyampaikan, kegiatan ini merupakan bukti bahwa PWI Jateng respek terhadap upaya memuliakan perempuan dan berkomitmen terus menggelar kegiatan yang bersifat kesetiakawanan dan solidaritas sosial.

Sosiawan juga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya, atas dukungan kegiatan baksos PWI, berupa donasi berupa 750 nasi kotak yang disumbangkan oleh Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo, anggota DPRD Jateng Alwin Basri, Soetjipto, RSI Sultan Agung, PLN UID Jateng/DIY, keluarga Sudiyono serta pengurus PWI Jateng dan anggota yang juga berkontribusi.

Riyan