blank
Menyambut Bulan Suci Ramadan, para siswa SD Negeri Sambirejo, Solo, melakukan tradisi nyadran ke makam pejuang di TPU Bonoloyo Surakarta.

SOLO (SUARABARU.ID) – Menyambut Bulan Suci Ramadan 1443 H, sebanyak 15 siswa Kelas 5 SD Negeri Sambirejo, Solo, Rabu (30/3), melakukan nyadran ke makam para pejuang.

Yakni nyadran ke Taman Pemakaman Umum (TPU) Bonoloyo di Kadipiro, Banjarsari, Solo. TPU ini dikenal sebagai pemakaman umum terbesar di Kota Surakarta dengan luas 10 Hektare (Ha).

Kecuali Bonoloyo, Pemkot Surakarta juga memiliki 4 TPU besar lain, yaitu Pracimaloyo, Daksinoloyo, Untoroloyo dan Purwoloyo.

Acara nyadran ke makam pejuangan di TPU Bonoloyo, ini diprakarsai oleh Presiden Republik Aeng-Aeng, Mayor Haristanto, dengan pendamping Guru Bahasa Inggris Danik.
Para siswa membawa bunga tabur dan bunga tangan (bouquet).

Tidak sulit untuk mendatangi pusara pejuang meski di TPU yang begitu luas. Sebab ada penanda khusus bambu runcing berbendera merah putih yang ditancapkan di dekat nisannya.

Mereka mengawalinya dengan kerja bakti membersihkan pusara para pejuang. Kemudian berdoa, tabur bunga,  pasang bunga tangan di nisan pejuang yang bertanda simbol bendera merah putih tersebut.

Tradisi Nyekar

Kegiatan ini menjadi bagian pembelajaran out class para siswa. Di sisi lain, juga untuk melakukan tradisi nyekar layaknya yang banyak dilakukan oleh warga di Bulan Ruwah.

Sebagaimana diketahui, di Bulan Sya’ban atau Ruwah dimaknai sebagai Bulan untuk meruhi arwah. Dalam tradisi ini, warga datang ke makam leluhurnya untuk nyekar.

Yakni memanjatkan doa memintakan ampunan segala dosa dan kesalahan para leluhur. Juga mendoakan agar roh arwahnya mendapatkan anugerah dapat mulih marang mulanira atau inallilahi wa inallilahi rojiun, yakni dapat kembali ke haribaan Tuhan.

Presiden Republik Aeng-Aeng, Mayor Haristanto, menyatakan, kegiatan siswa nyekar ke makam pejuang, menjadi bagian pengenalan tradisi para leluhur. ”Juga untuk menanamkan rasa patriotisme dan cinta Tanah Air, sebagaimana diteladankan oleh para pejuang,” ujar Mayor.

Mayor, tokoh kreatif Kota Bengawan yang pernah menerima 31 anugerah pemecahan rekor dunia dari MURI ini, mengatakan, nyadran ke pusara para pejuang, juga memiliki misi mengajarkan arti nilai-nilai perjuangan yang pernah didarmabaktikan oleh para pejuang.

Bambang Pur