SEMARANG (SUARABARU.ID)– Pengentasan kemiskinan menjadi pekerjaan rumah yang masih harus dihadapi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Untuk itu, Gubernur Ganjar Pranowo berharap, Program Maju Bareng direplikasi menyeluruh di semua kabupaten/kota.
Hal itu disampaikan Ganjar, saat memberi pengarahan dalam Rapat Evaluasi dan Koordinasi Desa Dampingan Tahun 2022, secara daring, Jumat (4/3/2022). Program Maju Bareng yang dimaksud Ganjar adalah, satu OPD satu Desa Dampingan.
”Kalau kekuatan yang dari kedinasan, saya kira tinggal jalan saja. Replikasi-replikasi menurut saya, bisa kita lakukan sebagai satu contoh,” ujar Ganjar.
BACA JUGA: Upaya Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Aktif dengan Peduli Lingkungan
Menurut Ganjar, Replikasi akan baik dilakukan pemerintah daerah yang memiliki peta lebih jelas, mana daerah kategori merah, kuning dan hijau. Sehingga target menggeser desa dari merah ke kuning, kemudian kuning menjadi hijau, akan cepat tercapai.
”Semua yang terlibat pasti akan membikin satu cerita bagus. Ini target yang harus diambil, diberikan program dan didampingi sampai ada hasilnya. Ini juga yang jadi PR besar kita, karena kerja kita mesti bersama-sama,” ujarnya.
Saat ini sebanyak 172 desa di Jateng, telah mendapat pendampingan sejak tahun 2019. Setidaknya ada 48 OPD yang terlibat. Pendampingan dilakukan dengan berbagai program, mulai dari pemberdayaan, RTLH, jambanisasi dan beberapa lainnya.
BACA JUGA: Organ Milik Mayat di Tegal yang Hilang Belum Ditemukan
”Percayalah, proses yang baik tidak akan ingkar, hasilnya pasti akan baik. Tapi kita perlu tabah dan serius untuk melakukan itu,” tegas Ganjar.
Sementara itu, hasil evaluasi capaian terhadap 114 Desa Dampingan Tahun 2019-2020, dengan membandingkan Data BDT/DTKS pada Januari dan Oktober 2020, diperoleh hasil secara total, terdapat penurunan jumlah Anggota Rumah Tangga Miskin (ARTM), dari 404.885 ARTM menjadi 400.624 ART atau penurunan sebanyak 4.261 orang miskin.
Riyan