MAGELANG (SUARABARU.ID) – Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Magelang memperingati Hari Pers Nasional (HPN) Tahun 2022 secara sederhana. Para jurnalis memperingati HPN dengan berziarah ke makam wartawan senior Bambang Haryono.
Almarhum pernah bekerja menjadi wartawan RRI Yogyakarta, Kedaulatan Rakyat dan Bernas. Dia dimakamkan di Pemakaman Umum Nglarangan, Kelurahan Potrobangsan, Kecamatan Magelang Utara, Rabu (9/2). Kegiatan ini juga diikuti pejabat dan staf Prokompim Setda Kota Magelang.
Ketua PWI Kota Magelang Wiwid Arif mengatakan, makna ziarah ini untuk introspeksi sekaligus mengambil spirit dan meneladani tokoh pers dalam menjalankan tugas jurnalistik. Sebab, para tokoh pers terdahulu telah memberi contoh dan bisa diterapkan terhadap insan pers terutama wartawan baru.
‘’Makna ziarah ini untuk meneladani almarhum, juga menyambung silaturahmi dengan keluarga. Selain itu, untuk mengingat kepada diri sendiri untuk senantiasa introspeksi,’’ ujarnya.
Wartawan Magelang Ekspres ini menuturkan, di tengah pandemi pihaknya telah merancang kegiatan meramaikan HPN. Namun dengan meminimalisir kerumunan dan memperhatikan protokol kesehatan.
Putra almarhum Bambang Haryono, Rio mengapresiasi kegiatan PWI Kota Magelang ini. Dia berharap, tidak hanya momentum HPN saja, tetapi hubungan baik antara insan pers dan keluarganya akan terus terjalin.
‘’Kita harapkan tali silaturahmi ini akan terus tersambung, antara kami dengan PWI Kota Magelang,’’ pintanya.
Wartawan senior Kota Magelang, M Thoha menerangkan, semasa hidup almarhum merupakan seorang pekerja keras yang senantiasa menyajikan informasi akurat dan cepat kepada masyarakat.
‘’Situasi dulu dengan sekarang jauh berbeda. Kalau dulu menulis itu butuh perjuangan, harus pakai mesin ketik, fotonya diafdruk, baru dikirim lewat pos. Zaman sekarang, membuat berita sudah cukup dengan satu alat saja yaitu handphone,’’ tuturnya.
Wartawan Kedaulatan Rakyat ini berharap, wartawan sekarang dengan segala kemudahan yang ada harus tetap memegang teguh kode etik jurnalistik, mengedepankan independensi, profesional dan kompetensi. Sebab, profesi mengadung konsekuensi di setiap karyanya.
‘’Inilah yang membedakan wartawan media massa dengan orang-orang yang mengaku wartawan. Di mana seorang wartawan memiliki konsekuensi untuk mempertanggungjawabkan setiap tulisan, setiap karyanya, bahkan di setiap huruf pun dapat dipertanggungjawabkan,’’ tegasnya.
Setelah itu dilanjutkan tasyakuran sederhana dan doa bersama di Ruang Media Pemkot Magelang, dihadiri Kabag Prokompim Triyamto Sutrisno dan staf.
Doddy Ardjono