SEMARANG (SUARABARU.ID) – Di tengah ancaman varian Omicron dan masih lesunya perekonomian, diselenggarakan festival musik. Tujuannya, untuk terus mendorong bangkitnya ekonomi masyarakat melalui dunia seni musik kreatif.
Ketua Satria Kota Semarang, Rayhan Dhani Rahardian, mengatakan perbaikan perekonomian masyarakat mesti dilakukan dan terus dijaga momentumnya. Di sisi lain, pelaksanaan kegiatan harus tetap mengacu pada protokol kesehatan dan diawali dengan Rapid Antigen.
Menurutnya, seni kreatif dan musik menjadi salah satu industri yang saat ini ‘seksi’ dan menjanjikan. Namun, pelaku seni harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dan mendongkrak atau memasarkan produk-produk yang telah dihasilkan.
“Kondisi pandemi membuat semua sektor merubah strategi. termasuk di dunia seni musik, harus pintar dan jeli memanfaatkan teknologi,” kata Rayhan Dhani Rahardian di sela-sela acara Satria Music festival 2022 yang diselenggarakan di Lot 28 Kota Semarang, Sabtu-Minggu tanggal 5-6 Februari 2022.
Dalam kegiatan tersebut, puluhan grup band dari berbagai aliran musik bergabung dan memeriahkan acara tersebut.
Rayhan Dhani Rahardian menjelaskan kegiatan itu memang tidak secara langsung mampu membangkitkan perekonomian, namun menjadi pemicu dan memacu kreativitas para pelaku seni.
Selanjutnya ia juga mendorong penggunaan media sosial seperti youtube, twitter, instagram maupun spotify untuk kemajuan dunia musik khususnya di Jateng.
Kegiatan yang dipadu dengan dialog yang dihadiri anggota Komisi E DPRD Jateng Yudi Indras Wiendarto dan Kepala Disporapar Jateng Sinoeng N Rachmadi tersebut juga mendorong kreativitas anak-anak muda dan pelaku seni dari Jateng.
Yudi Indras Wiendarto menyampaikan pelaku dan produk musik atau lagu dari para pemusik Jateng sebenarnya sudah diakui di level nasional.
Salah satunya contoh yang ia sebutkan adalah hendra Kumbara. Musisi pencipta lagu “Dalan Liyane” juga begitu diterima di kalangan milenial saat ini. Bahkan lagu-lagunya juga trending melalui youtube.
“Hendra adalah salah satu contoh yang berhasil. Namun, ada juga musisi Jateng yang lebih memilih menggunakan payung di luar Jateng. Dan ini saya kira PR dari pemerintah agar merangkul dan memberikan sesuatu yang menarik bagi musisi Jateng,” ujar Yudi yang juga menyebut tantangan bonus demografi yang dihadapi Jateng.
Sementara itu Kepala Disporapar Jateng Sinoeng N Rachmadi menyampaikan jika pemerintah jelas akan mendukung musisi-musisi asal jateng dengan segala kreativitasnya.
Salah satunya adalah dengan memberikan kesempatan dan panggung agar produk dan karya mereka bisa ditampilkan untuk masyarakat.
Namun diakuinya pemerintah jelas tak bisa sendirian karena juga mengalami keterbatasan anggaran. Maka ia mengajak seluruh elemen untuk ikut serta mendukung kemajuan industri musik Jateng.
Sinoeng juga mengapresiasi Satria Music festival 2022 tersebut karena menjadi ajang pemacu kreativitas pelaku seni di Jateng.
Hery Priyono