JEPARA (SUARABARU.ID ) – Organisasi ekonomi perdesaan menjadi bagian penting bagi desa dalam mendukung penguatan ekonomi perdesaan. Oleh karena itu, diperlukan upaya sistematis untuk mendorong organisasi agar mampu mengelola aset ekonomi di desa sekaligus mengembangkan jaringan ekonomi guna meningkatkan daya saing ekonomi perdesaan.
“Ini pula yang saat ini sedang di ikhtiarkan oleh Pemerintah Desa Watuaji Keling melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) yang diberi nama Sinau Andandani Ekonomi (SAE) yang berdiri pada pada tanggal 13 April 2015. Lembaga yang berada di bawah naungan desa ini fokus pada penguatan terhadap lembaga-lembaga ekonomi desa, “ ujar Petinggi Watuaji Junaidi, S.Sos. yang juga menjabat Komisaris BUMDesa SAE seusai peresmian toko bangunan dan pertanian BEMDes SAE
Harapan Junaidi, BUMDesa SAE dapat mengembangkan kemampuan sumber daya manusia sehingga mampu memberikan value added dalam pengelolaan aset ekonomi desa, mengintegrasi produk-produk ekonomi perdesaan sehingga memiliki nilai tawar yang tinggi dalam jaringan pasar, mewujudkan skala ekonomi kompetitif terhadap usaha yang dikembangkan.
Hal lain yang diharapkan juga untuk menguatkan kelembagaan ekonomi desa, serta mengembangkan unsur pendukung seperti perkreditan mikro, informasi pasar, dukungan teknologi dan manajemen, prasarana ekonomi dan jaringan komunikasi maupun dukungan pembinaan dan regulasi.
Sementara Direktur BUMDesa SAE Darsan, S.Pd.I mengungkapkan, untuk menghindarkan warga dari jeratan rentenir, pada tahun 2022 akan dikembangkan Unit Usaha Simpan-Pinjam dengan ketentuan bagi UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) dan perangkat desa dibebankan bunga sebesar 1,5% setiap bulan. Sedangkan bagi masyarakat umum yang mengikuti program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap) dikenai bunga sebesar 1% setiap bulan dan untuk masyarakat umum dengan pinjaman selain PTSL dibebankan bunga sebesar 2% setiap bulan dengan tenggang waktu waktu pelunasan selama 10 bulan, 12 bulan, 20 bulan dan 24 bulan.
Disamping itu Darsan, S.Pd.I juga menjelaskan akan mengembangkan Unit Usaha Perdagangan dengan mendirikan Toko Bangunan SAE yang berfokus pada penyediaan barang material untuk kebutuhan pembangunan desa seperti semen, paralon, cat, dan lain-lain. Salah satunya bekerjasama dengan TPK (Tim Pelaksana Kegiatan) Desa Watuaji. Juga Unit Usaha Bidang Jasa brilink yang melayani kebutuhan transaksi keuangan masyarakat desa Watuaji maupun umum melalui ATM.
Unit Usaha Perikanan akan dibangun kolam ikan air darat yang lokasinya berada di dua tempat yaitu di perkebunan buah alpukat (Pulo Krentil) dan di Kafe Gebyok. Untuk hal permodalan direncanakan dari pihak desa sedangkan BUMDesa sebagai pengelola. Untuk Unit Usaha Wisata BUMDesa akan bekerja sama dengan Pemerintah Desa dan Pokdarwis dalam pengembangan Watuaji menuju Desa Wisata. Bentuk kerja samanya bisa menjadi pengelola atau pemberi modal.
Sedangkan Unit Usaha UMKM Untuk sektor UMKM, BUMDesa akan bekerja sama dengan KWT (Kelompok Wanita Tani), PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) dan masyarakat Desa Watuaji. Bentuk kerja samanya bisa menjadi pemberi modal atau dalam bentuk pinjaman atau sebagai pengepul serta membantu dalam proses pemasaran hasil produksi.
Progres BUMDesa SAE ini nampak pada laporan keuangan tanggal 31 Desember 2021 laba bersih sebesar Rp 20,929,440,-. Dari jumlah tersebut yang diserahkan menjadi Pendapatan Asli sebesar Rp 8,371,776.
BUMDesa SAE mendapatkan Penyertaan Modal Desa didapat pada bulan Maret Tahun 2020 modal aset yang kami terima dari pengurus BUMDesa Tahun 2019 sejumlah Rp. 138.000.000 dan pada tanggal 5 April 2021 ditambah Penyertaan Modal dari Desa sejumlah Rp. 135.000.000. Jadi, total penyertaan modal Desa sejumlah Rp. 273.000.000.
Struktur Organisasi BUMDesa SAE Watuaji ini terdiri dari : Pengawas : Edy Purnomo, S.Pt., Kasri Midro, S.Pd. Komisaris : Junaidi, S.Sos. (Kepala Desa Watuaji) Direktur : Darsan, S.Pd.I Sekretaris : Yundra Karina, S.Pd. Bendahara : Ahmad Sholeh, S.Sy. Kepala Unit Usaha (Manajer) : Ary Wibowo, S.Pd.
Hadepe