blank
Focus Grup Discussion (FGD) Tugu Sa di Gunung Tidar yang diselenggarakan Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang, (Dok DLH)

 

MAGELANG (SUARABARU.ID) – Secepatnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Magelang akan mengembalikan bentuk Tugu Sa (Sapa Salah Seleh) di Gunung Tidar ke bentuk semula sebelum direnovasi. Keputusan itu merupakan hasil pertemuan sejumlah elemen dalam Focus Grup Discussion (FGD) Tugu Sa di Aula Kantor DLH, kemarin.

FGD dipimpin Kepala DLH Kota Magelang OT Rostrianto dan Kepala UPT Kebun Raya Gunung Tidar, Yhan Noercahyo Wibowo. Kegiatan itu juga dihadiri  anggota DPRD Kota Magelang, yakni Haryadi, Waluyo dan HIR Jatmiko serta perwakilan dari Akmil, Letkol Ilham.

‘’Dari hasil FGD ini sudah jelas, masyarakat menginginkan bentuk Tugu Sa dikembalikan ke seperti semula sebelum direnovasi. Kami sepakat dan segera kita kembalikan bentuknya,’’ Otros pangilan akrab Kepala DLH Kota Magelang tersebut.

Menurutnya, FGD ini penting, selain sebagai ajang silaturahmi sejumlah elemen masyarakat, juga sarana berbagi ilmu pengetahuan seputar Tugu Sa.

Berbagai pihak yang diundang pun sangat terkait dengan Tugu Sa dan Gunung Tidar, seperti budayawan, seniman, pemerhati, warga setempat, wakil rakyat, Akmil dan penulis sejarah.

Maka, forum ini tidak hanya membahas masalah renovasi yang dilakukan oleh oknum dari Tulungagung, Jawa Timur semata, tapi juga menilik sejarahnya.

Salah satunya Novo Indarto, penulis sejarah menjadi narasumber penting dalam FGD ini, terutama soal sejarah Tugu Sa.

‘’Kita jadi mengetahui lebih banyak lagi sejarahnya Tugu Sa ini dari paparan narasumber yang seorang penulis sejarah. Saya harap pertemuan ini bisa kita adakan lagi di lain kesempatan, barangkali dengan tema berbeda,” katanya.

Anggota DPRD Kota Magelang, Haryadi menegaskan, kawasan Gunung Tidar boleh ditata, tapi jangan diubah. Dirinya menyayangkan ada perubahan signifikan wujud dari Tugu Sa yang akhirnya menjadi kontroversial di masyarakat.

‘’Saya tidak mencari muara salahnya, sekarang ayo bikin Gunung Tidar ini tetap sakral. Jangan main-main dengan Gunung Tidar. Silahkan ditata, dan kita punya pedoman penataan Gunung Tidar ini bernama masterplan yang dibuat untuk menata serta jangan sampai ada pelanggaran,’’ terangnya.

Haryadi mengusulkan agar bentuk Tugu Sa dikembalikan seperti semula, dengan catatan harus berhati-hati agar tidak merusak. DLH bisa meminta pihak yang merenovasi untuk mengembalikan seperti semula dengan dasar hasil dari FGD ini.

‘’Sudah cukup masalah ini selesai sampai di sini. Saru kita terus padu mempermasalahkan renovasi Tugu Sa ini,’’ tegasnya.

Agung Begawan Prabu, selaku pemerhati Gunung Tidar yang pertama kali melontarkan protes atas perubahan wujud dan nama Tugu Sa mengaku, merasa lega dengan keputusan resmi mengembalikan bentuk Tugu Sa seperti semula ini.

Dia mengucapkan terima kasih kepada semua yang peduli dengan Tugu Sa ini. Masalah renovasi selesai. Terpenting lagi hasil dari FGD ini adalah, bagaimana kita memiliki literasi yang baik tentang Tugu Sa ini.

‘’Kita perlu rujukan yang faktual terkait tugu ini, bukan lagi sekadar mitos. Kita perlu literasi yang jelas, tidak hanya Tugu Sa, tapi juga situs lain yang ada di Gunung Tidar,” ungkapnya.

 

Doddy Ardjono