blank
Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah (JBT) meraih empat Proper emas atas capaian prestasi kinerja pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan. Insert: penghargaan yang diperoleh. Foto: doc/ist

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Kondisi Pandemi dan lesunya perekonomian semakin memacu PT. Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah untuk menggerakkan perekonomian desa, khususnya di desa sekitar lingkungan operasinya.

Atas upaya pemberdayaan masyarakat dan pengelolaan lingkungan tersebut, Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah berhasil mencetak rekor dengan meraih (empat) penghargaan tertinggi (kategori Emas) dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (Proper) yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Penghargaan PROPER tersebut diberikan pada Selasa (28/12/2021) di Gedung II Istana Wakil Presiden RI  Jakarta oleh Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, kepada seluruh penerima penghargaan.

Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Region Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, mengatakan, raihan Proper dengan kategori Emas ini diperoleh dari Fuel Terminal Maos, Fuel Terminal Boyolali, Integrated Terminal Semarang dan Fuel Terminal Rewulu.

“Khusus bagi FT Rewulu, ini merupakan pencapaian yang telah dipertahankan selama 9 tahun berturut-turut, bagi FT Boyolali ini merupakan kali ketiga, bagi FT Maos ini pencapaian kedua dan khusus Integrated Terminal Semarang menjadi kali pertama mendapat pencapaian emas, sehingga tahun ini menjadi rekor terbaru kami memborong empat Proper Emas di antara kategori perusahaan distribusi migas lainnya,” katanya.

Proper untuk kategori Emas merupakan Peringkat tertinggi bagi Perusahaan yang dinilai telah berhasil meningkatkan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan melakukan upaya-upaya pengembangan masyarakat secara berkesinambungan.

Beberapa upaya Pemberdayaan Masyarakat dan Pengelolaan Lingkungan secara Berkesinambungan dilakukan di sekitar Wilayah Operasi, selama dua tahun di masa pandemi, Pertamina mendapat tantangan untuk tetap memberi nilai tambah serta solusi bagi ekonomi serta lingkungan desa di tengah pandemi ini.

“Kami memberikan solusi kepada Komunitas Difabel di Desa Ampel yang kehilangan pekerjaan saat pandemi dengan mengajak menjadi agen Pertamina Delivery Service untuk mengantar tabung Bright Gas kepada konsumen menggunakan motor yang telah dimodifikasi serta dilengkapi dengan safety lock KDA untuk mengurangi risiko tergelincirnya tabung,” kata Brasto.

Sanggar Pelatihan Difabel

Dirinya menjelaskan, konsistensi FT Boyolali dalam memberdayakan difabel telah dirintis sejak tahun 2018 dengan mendirikan Srikandi Patra, yaitu sanggar untuk melatih para difabel memiliki keterampilan membatik dan hasil pemberdayaan selama tahun ini, dan kini telah ada 274 difabel yang memiliki keterampilan menjahit,membatik dan berwirausaha sebagai agen delivery Bright Gas.

Banyak Program pemberdayaan di tahun 2021 yang disusun untuk membangkitkan ekonomi warga dikarenakan pandemi covid-19, seperti Fuel Terminal Rewulu yang mengembangkan sektor usaha jamur melalui penggunaan Automatic Smart Mushroom Boiler (ASROB) di Desa Balecatur, Gamping, Sleman.

Inovasi ini merupakan solusi atas kesulitan para petani yang kesulitan mendapatkan baglog jamur untuk usaha budidaya jamur. Hasilnya, inovasi ini tidak hanya meningkatkan pendapatan 25 petani jamur, namun juga mampu menurunkan emisi hingga 944,24 CO2/ tahun dan pemanfaatan limbah baglog hingga 361 Kg.

Cerita lainnya dari para Pendekar (Penderes Badak Karangsari), desa Karangsari, Cilacap yang dibina oleh Fuel Terminal Maos, dengan bersinergi bersama para pengusaha Gula Semut, Pertamina mengembangkan Corporate Shared Value (CSV) dengan mengkonversikan kompor kayu bakar menjadi kompor LPG Bright Gas yang memangkas biaya produksi serta waktu produksi gula semut.

Hasilnya, tidak hanya dapat menurunkan emisi dari kayu bakar, tetapi juga membantu para pendekar tersebut untuk membuat pola bisnis modern dengan membantu sertifikasi proses produksi organik yang berstandar ekspor, penyusunan prosedur keselamatan produksi serta, pembentukan jaringan distribusi melalui Koperasi.

Atas inovasi dan perubahan sistem produksi tersebut, terdapat 160 warga yang mendapat manfaat peningkatan pendapatan dari berkembangnya bisnis Gula Semut.

Melengkapi tiga cerita pemberdayaan ekonomi di atas, Integrated Terminal (IT) Semarang, berhasil mendapat Proper Emas atas program konservasi mangrove mereka yang mampu mengurangi laju abrasi di pesisir pantai Semarang, khususnya di Desa Tambakrejo, Semarang.

Setelah berhasil mengelola 2 hektar lahan mangrove,  IT Semarang kemudian menyulap kawasan konservasi sebagai kawasan wisata edukasi serta membina warga sekitar dalam pengelolaan wisata, sehingga mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi 50 orang dengan menjadi UMKM di sekitar kawasan wisata.

Selain empat wilayah operasi tersebut, ada enam unit operasi di wilayah Jawa Bagian Tengah yang  mendapatkan Proper dengan peringkat Hijau yaitu, Integrated Terminal Cilacap,  Fuel Terminal Lomanis, DPPU Adi Sutjipto, DPPU Ahmad Yani dan DPPU Adi Sumarmo.

“Pertamina Pemasaran Region Jawa Bagian Tengah akan terus meningkatkan pengelolaan lingkungan dan memberdayakan masyarakat berkelanjutan untuk menciptakan kemandirian serta peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat di sekitar unit operasi Sehingga kami optimis di tahun depan dapat meraih peringkat proper yang lebih baik lagi,” kata Brasto.

Pada tahun ini, Pertamina Group juga mendominasi jumlah kandidat Proper Emas yaitu 49 persen atau sebanyak 23 Proper Emas dari total 47 penerima Proper Emas yang diberikan KLHK pada ajang Proper 2021.

“Pencapaian ini merupakan bentuk komitmen penuh segenap insan Pertamina untuk menjadi perusahaan energi berkelas dunia yang memberikan dampak positif bagi lingkungan sekitarnya,” pungkas Brasto.

Hery priyono