JEPARA (SUARABARU.ID) – Berdasarkan analisis masalah anak putus sekolah pada Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019, 17.056 anak di Jepara tercatat putus sekolah. Permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS) ini menjadi permasalahan serius di Jepara. Sehingga diperlukan penanganan khusus untuk mengentaskan masalah pendidikan tersebut.
Hal itu katakan Andi sapaan Dian Kristiandi saat melaunching dan membuka acara Penanganan Anak Tidak Sekolah Di Kabupaten Jepara. Kegiatan berlangsung di Pendopo Kartini, Selasa (7/12/2021).
Acara yang bertajuk Gerakan Yuk Sekolah Maneh itu, di dalamnya juga didukung Gerakan Remaja Hebat. Tujuannya sebagai upaya percepatan penanganan anak tidak sekolah, agar dapat bersekolah sesuai jenjang pendidikannya
Hadir dalam acara tersebut, Kepala Bappeda Subiyanto, para Camat, Perwakilan Unicef Jawa-Bali Yuanita Marini Nagel, dan Kepala Perangkat Daerah terkait. Selain itu, hadir juga unsur akademisi, GNOTA, serta pihak swasta.
Karena itu Bupati Jepara Dian Kristiandi menegaskan, persoalan ATS di Jepara harus dientaskan. Ini akan menjadi tugas pemerintah dalam menangani masalah tersebut, sebab akan menghambat pemerintah dalam mencapai target wajib belajar 9 tahun menuju pendidikan wajib belajar 12 tahun.
Menurut Dian Kristiandi banyak faktor yang menyebabkan ATS, seperti anak itu tidak mau sekolah, faktor ekonomi, pernikahan usia dini, faktor sosial budaya, dan masih banyak lagi faktornya.
Karena itu semua stakeholder harus bersama-sama mengentaskan anak putus sekolah di Jepara. “Banyak program dan kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Jepara dalam mengatasi permasalahan ATS antara lain pemberian beasiswa dan program kejar paket,” ujar Dian Kristiandi.
Diharapkan, melalui kolaborasi lintas sektor, permasalahan ATS di Jepara dapat ditangani secara komprehensif, berkelanjutan, dan dilandasi semangat kebersamaan, serta keswadayaan masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Andi menyerahkan beasiswa kepada 14 anak tidak sekolah dari pemerintah dan Corporate Social Responsibility (CSR).
Pada kesempatan yang sama, Yuanita M Nagel, Education Officer Unicef, menyebut di Jepara saat ini ada empat desa yang didampingi yaitu Desa Tubanan, Desa Nalumsari, Desa Tegalsambi dan Desa Tulakan. “Namun, tidak menutup kemungkinan desa yang didampingi akan bertambah jumlahnya,” ujar Yuanita M Nagel
“Program pendampingan ini akan kita jalankan sampai Juni 2022. Kami membantu pilot project. Tapi harapannya nanti pemerintah Jepara bisa melanjutkan,” kata Yuanita.
Hadepe