BLORA (SUARABARU.ID) – Bupati Blora Arief Rohman, S.I.P., M.Si. ingin membangkitan Cepu sebagai kota lama migas menjadi kawasan ekonomi khusus migas. Selain menjadi tempat produksi migas, juga menjadi pusat Pendidikan migas.
Hal itu disampaikan Bupati Arief Rohman saat memberikan sambutan pada pembukaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) di aula Setda, Blora, Kamis (2/12/2021). UKW ini merupakan kerja sama PWI Jateng dengan SKK Migas.
Dia menyebut, sudah berkomunikasi dengan Universitas Pertamina di Jakarta. Dia berharap kelak, mahasiswa Universitas Pertamina meski kuliahnya di Jakarta, tetapi bisa praktik kerja di Cepu. Sementara di Cepu sendiri sudah ada pendidikan tinggi dengan konsentrasi pada migas.
Selain ingin menjadikan kawasan ekonomi khusus migas, juga menyebut masih punya pekerjaan rumah soal infrastruktur jalan.
“Bahkan demi membangun infrastruktur jalan, Pemkab Blora memberanikan diri untuk berutang,” kata Mas Arief, sapaan akrab bupati.
Dia juga menyebut, Blora sedang berjuang untuk dana bagi hasil produk migas untuk mendapatkan bagian yang lebih besar. Bandara sudah beroperasi, proyek strategis Randugunting, sehingga akses dari Ngawi ke Blora menjadi lebih bagus.
Bupati juga akan mendorong pariwisata, budaya, kesenian, dan kuliner diharapkan bisa meningkatkan potensi Blora “Dari sini kami berharap akan semakin banyak yang berkunjung ke Blora, terlebih bandara sudah beroperasi sehingga akses semakin mudah,” kata dia.
Mas Arief menyebut, dengan antusiasnya para wartawan menjadi peserta UKW menunjukkan kesadaran bahwa wartawan harus meningkatkan kemampuan.
Rekonstruksi Pekerjaan
Dalam kesempatan ini, Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS mengatakan, UKW sebenarnya adalah rekonstruksi pekerjaan sehari-hari para wartawan.
“Rekonstruksi penghayatan pekerjaan dan menyistematisasikan pemikiran. Para wartawan diajak memahami UU Pers, Kode Etik Jurnalistik, dan bagaimana berelasi dalam tugasnya sebagai wartawan,” kata Amir Machmud.
PWI Jateng tak pernah henti menyelenggarakan UKW, untuk menciptakan sumber daya wartawan yang bisa memberikan ketenteraman bagi narasumber yang menjadi stakeholders.
Anarkisme jurnalistik muncul bila profesi ini disalahgunakan, tidak sebagai unsur pencerah masyarakat, dari kegelapan menuju cahaya. “Kami menjaganya melalui Uji Kompetensi Wartawan,” kata Amir.
Dia menyebut juga, UKW tak hanya jadi tanggung jawab organisasi profesi, tetapi juga para stakeholders yang akan bersama-sama membangun daerah, provinsi, bangsa sebagai tanggung jawab sosial dan kebangsaan.
“Maka kali ini SKK Migas memfasilitasi UKW. Ini partisipasi kedua SKK Migas setelah tahun UKW pada tahun 2017,” ujar Amir.
SKK Migas Terus Mendukung
Sementara Wahyu Dono dari SKK Migas menyatakan, pihaknya akan mendukung dan terus memfasilitasi UKW. Untuk tahun mendatang, SKK Migas sia mendukung pelaksanaan UKW bekerja sama dengan PWI Jateng.
“Tempatnya bisa di Semarang atau di Blora. Tetapi kalau saya lebih suka di Blora, Bersama Pak Bupati Arief Rohman,” mkata Wahyu Dono.
Sedangkan Ketua Komisi Pendidikan PWI Pusat Hendro Basuki menyebut, Blora baru pertama kali ini menyelenggarakan kegiatan UKW. Maka, pada masa selanjutnya harus terus mengadakan.
“Blora itu melahirkan tokoh-tokoh besar di bidang jurnalistik seperti Marco Katodikromo dan Tirto Adisoerjo. Bagaimana wartawan di Blora saat ini, apakah masih berkutat pada masalah teknis seperti menempatkan titik dan koma dalam penulisan berita. Kalau masihs eperti artinya ya belum apa-apa,” kata Hendro yang asli Blora ini.
Dia meminta para wartawan yang sudah kontrak sosial dengan jurnalistik, harus belajar dari tokoh-tokoh yang lebih dulu. “Hari ini peserta UKW sedang diuji, sejauh mana kemampuan profesionalitas sebagai wartawan,” kata Hendro.
Wied