blank
Para peserta berfoto bersama di sela mengikuti Festival Tunas Bahasa Ibu 2021, yang digelar Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, di Hotel Lor In, Solo, Sabtu (20/11/2021).Foto: dok/ist

SOLO (SUARABARU.ID)– Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof E Aminudin Aziz MA PhD mengatakan, generasi muda sangat menentukan keberlangsungan bahasa. Jika anak muda sudah tidak mau menggunakan bahasa daerahnya, dapat dipastikan bahasa itu terancam mati atau punah.

Hal itu seperti disampaikannya dalam pembukaan Festival Tunas Bahasa Ibu 2021, yang digelar Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, di Hotel Lor In, Solo, Sabtu (20/11/2021).

”Upaya revitalisasi yang paling baik berbasis sekolah. Oleh karena itulah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa memilih sekolah untuk melaksanakan kegiatan ini,” kata Aminudin.

BACA JUGA: Memperingati HUT Ke 76 PGRI dan Hari Guru Nasional, Tenaga Pendidik Donor Darah

Menurut dia, penelitian dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/UNESCO), setiap minggu ada bahasa yang mati.

Saat ini, banyak bahasa daerah di Indonesia yang mengalami penurunan vitalitas. Dengan begitu, bahasa daerah, termasuk bahasa Jawa, harus terus dijaga kelestariannya.

Ditambahkannya, penurunan pemakaian bahasa daerah disebabkan perubahan sikap penuturnya. Sikap bahasa para penutur pada zaman sekarang ini sudah mengalami banyak perubahan.

BACA JUGA: Wow, Tersangka Curanmor di Wonogiri Ternyata Dua Pelajar SMP

”Hal itu memengaruhi pemertahanan bahasa. Atas dasar alasan itulah mengapa revitalisasi perlu dilakukan, terutama untuk anak usia sekolah,” jelas mantan Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI London itu.

Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jateng, Dr Ganjar Harimansyah menyebutkan, berkaitan dengan program revitalisasi itu, Balai Bahasa Provinsi Jateng telah mengundang para guru bahasa Jawa, untuk menyusun model pembelajaran.

Selanjutnya, para guru di 35 kabupaten/kota di Jateng itu, melakukan program diseminasi untuk guru SD dan SMP di daerahnya. Mereka juga menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) di tingkat kabupaten, yang didukung Dinas Pendidikan di kabupaten/kota di Jateng.

BACA JUGA: Orang Tua Sertu Ari Baskoro, Menunggu Kedatangan Jenazah Anaknya

”Umumnya, para guru bersemangat mengikuti diseminasi pembelajaran ini. Bahkan dari kegiatan itu, ada daerah yang menghasilkan buku model pembelajaran. Hasil seleksi lomba FTBI di tingkat kabupaten, kemudian dikirim untuk mengikuti festival di tingkat Provinsi Jawa Tengah,” tutur Ganjar lagi.

Salah satu guru pendamping siswa, Diah Kusumaning Bratangalun MPd mengungkapkan, para guru di daerah sangat antusias dengan Festival Tunas Bahasa Ibu ini. Kegiatan FTBI itu membuat guru-guru bahasa Jawa di daerah makin bersemangat.

”Kami melakukan seleksi FTBI mulai dari tingkat kecamatan. Karena masih dalam masa pandemi, seleksi dilakukan secara daring dan luring. Siswa yang kami kirim merupakan siswa yang terbaik di bidangnya,” ungkap Diah.

Acara pembukaan FTBI ini diisi dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, dengan Universitas Veteran Bangun Nusantara, Universitas Muhammadiyah Semarang, dan Universitas Peradaban.

Riyan