blank
Kabid Informasi dan Komunikasi Publik(IKP) Diskominfo Kendal Juweni, S.Sos, M.Si., saat memberikan materi terkait kondisi pandemi Covid-19 yang ada di Kabupaten Kendal.(FOTO:SB/Sapawi)

KENDAL(SUARABARU.ID)-Badan Kesatuan Bangsa dan Politik(Kesbangpol) Kabupaten Kendal menggelar acara “Sosialisasi Peningkatan Wawasan Kebangsaan” dengan tema “Ketahanan Bangsa dalam Perspektif Penanganan Pandemi Covid-19”, di Ruang Abdi Praja Setda Kendal, Sabtu(13/11/2021).

Acara ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Kabid Informasi dan Komunikasi Publik(IKP) Diskominfo Kendal Juweni, S.Sos, M.Si., dan Direktur Eksekutif LPPI Semarang,Drs. Joko J. Prihatmoko, M.Si.

Pada acara ini, Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Kendal, Drs. Suharjo, tak memberikan materi banyak terkait wawasan kebangsaan, tapi hanya meminta para peserta sosialisasi ini, untuk bisa memahami materi empat pilar kebangsaan dengan baik, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Empat pilar ini penting, guna meningkatkan kesadaran kita tentang kehidupan berbangsa dan bernegara bersama masyarakat,”kata Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Kendal, Drs. Suharjo.

Acara sosialisasi yang berlangsung sekitar tiga jam ini, dilanjutkan dengan materi terkait kondisi pandemi Covid-19 yang ada di Kabupaten Kendal yang kini hampir memasuki level 1.

Menurut Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Kendal, Drs. Suharjo, di masa pandemi Covid-19 ini, Kabupaten Kendal kondisinya belum bebas betul.

Artinya, meski levelnya sudah turun dari level 3 menjadi level 2 dan sebentar lagi akan turun menjadi level 1, masyarakat Kendal harus tetap waspada, karena Covid-19 masih ada, sehingga kewaspadaan harus tetap dijaga.

“Jangan sampai kita lengah, sehingga menimbulkan klaster- klaster baru. Apalagi sekarang setelah Kabupaten Kendal PPKMnya sudah turun menjadi level 2 dan kegiatannya sudah diperlonggar, seperti olahraga, tempat wisata banyak yang buka dan kegiatan hajatan juga sudah banyak, maka masyarakat pun juga tetap waspada dengan tetap menjaga protokol kesehatan(Prokes) ketat. Karena dengan menjalankan Prokes ketat, penularan virus corona bisa teratasi,”papar Suharjo.

Kabid Informasi dan Komunikasi Publik(IKP) Diskominfo Kendal
Juweni, S.Sos, M.Si., mengatakan, stigma atau penilaian masyarakat terhadap perilaku yang tidak sewajarnya terhadap Covid-19, pada awal- awal adanya pandemi Covid-19, adalah penyakit yang memalukan.

Namun setelah banyak masyarakat yang mengalami positif Covid-19 dan seringnya informasi banyak orang terpapar Covid-19, sehingga stigma itu luntur dengan sendirinya.

“Awalnya, pelaksanaan vaksinasi juga mengalami kendala, karena penilaian masyarakat yang masih keliru. Banyak masyarakat yang malas dan enggan untuk vaksin, karena kawatir setelah vaksin justru akan sakit dan lain sebagainya,”kata Juweni.

Namun karena kegigihan dari pemerintah yang terus mengkampanyekan manfaatnya dari vaksin, akhirnya masyarakat mengikuti anjuran pemerintah ini untuk vaksin.

“Disini, mendorong media wajib mewujudkan bahwa peran media ini sangat penting untuk membuka pola pikir masyarakat dan mempengaruhi dari informasi yang di sampaikan,”ujar Weni.

Menurut Weni, pandemi Covid-19 memang merubah apa yang sebelumnya dilakukan secara fisik. Sekarang semua dilakukan serba digital. Pembelajaran di sekolah pun, sekarang yang dilakukan oleh anak- anak dengan versi perubahan, yaitu daring.

“Daring ini untuk mengurangi berkerumunnya banyak orang, yang berpotensi bisa menimbulkan penyebaran virus korona,”ujar Weni.

Weni meminta, peran media sangat penting untuk menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat. Jika informasi yang disampaikan itu positif, masyarakat akan diuntungkan. Namun jika informasinya negatif masyarakat tentu akan dirugikan.

Sementara itu Direktur Eksekutif LPPI Semarang,Drs. Joko J. Prihatmoko, M.Si., mengatakan, bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang selama puluhan tahun menjalankan program imunisasi BCG terhadap penduduk usia dini, karena TBC adalah endemi.

Penelitian lain menyatakan bahwa BCG membantu menghambat manifestasi Covid-19 dalam tubuh orang yang sudah menerima imunisasi BCG.

“Anita Shet dan kawan- kawan melakukan penelitian kuantitatif dengan pendekatan regresi berganda, menyimpulkan Bacille Calmette Guerin(BCG) menghambat menifestasi penularan Covid-19,”kata Direktur Eksekutif LPPI Semarang,Drs. Joko J. Prihatmoko.

Menurut Joko J. Prihatmoko, penelitian tersebut juga menyatakan bahwa vaksin BCG, sebelumnya telah terbukti memiliki efek perlindungan non- spesifik pada infeksi, serta kemanjuran jangka panjang melawan tuberkulosis.

“Kematian yang disebabkan Covid-19 di antara negara- negara yang menggunakan BCG adalah 5,8 kali lebih rendah dibandingkan dengan negara- negara yang tidak menggunakan BCG,”ujarnya.Sapawi