WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRT Soetjonegoro Wonosobo Jawa Tengah menerima kunjungan studi komparasi dari RSUD Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sejumlah inovasi menarik dan variasi penyajian menu makanan untuk pasien, yang dinilai sudah seperti restoran kelas atas menjadi alasan jajaran RSUD Konawe Sulawesi Tenggara berkunjung ke Setjonegoro.
Hal itu diungkap langsung oleh Abdul Malik, Kepala Instalasi Gizi RSUD Konawe Sulawesi Tenggara di sela melihat aktifitas pembuatan menu makanan untuk para pasien.
“RSUD KRT Soetjonegoro Wonosobo ini kami nilai sudah luar biasa. Karena dilihat dari standard ruangan Instalasi Gizinya yang hygienis. Dari sisi penyajian makanan bagi pasien juga terlihat menarik dan memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai dengan kondisi pasien,” kata Malik.
Jajaran IG RSUD Kabupaten Konawe, diakui Malik, perlu belajar banyak dari berbagai sisi. Termasuk bagaimana sumber daya manusia (SDM) dan pola peningkatan kualitas layanan sampai pada teknik penyajian menu yang meski komposisinya sederhana, tetapi terlihat menarik bagi para pasien.
“Terima kasih sekali kami sampaikan kepada jajaran manajemen RSUD KRT Soetjonegoro Wonosobo. Kami dari daerah yang begitu jauh, sudah diterima dengan sangat baik untuk bisa belajar mengenai pengelolaan nutrisi dan gizi bagi pasien,” tandasnya.
Pelayanan Terbaik
Sepulang dari Wonosobo, Abdul Malik mengaku akan berupaya agar ilmu yang telah diperoleh dari pembelajaran langsung tersebut, dapat diterapkan demi peningkatan mutu layanan, khususnya dalam hal penyajian dan optimalisasi bahan baku lokal.
Hal itu sejalan dengan pernyataan Natalia, ahli gizi RSUD KRT Soetjonegoro yang menyebut pihaknya juga melalui proses panjang menuju kualitas layanan prima dalam hal pemenuhan makanan bagi pasien.
Inovasi dalam penyajian makanan untuk pasien, menurut Natalia, sangat penting mengingat para pasien memerlukan atau perlakuan yang berbeda-beda dan sangat tergantung pada jenis sakit mereka masing-masing.
“Satu kepuasan tersendiri bagi kami di jajaran Instalasi Gizi RSUD KRT Soetjonegoro saat makanan yang disediakan habis dan sesuai dengan apa yang diinginkan para pasien. Sehingga tidak ada yang terbuan sia-sia,” tuturnya.
Dalam hal penyajian yang dinilai sudah selayak restoran, Natalia mengakui hal itu menjadi tantangan tersendiri dan melalui proses secara bertahap. Yang jelas pelayanan kepada pasien harus yang terbaik. Pasien itu laksana raja.
“Upaya untuk terus mengupdate ilmu menjadi salah satu kunci penting sehingga kita tidak ketinggalan informasi, khususnya terkait dengan menu pasien beserta cara menyajikan yang sesuai dengan perkembangan jaman,” pungkasnya.
Muharno Zarka