KUDUS (SUARABARU.ID)– SMP Negeri 1 Dawe, Kudus, menyelenggarakan Sarasehan Literasi di aula sekolah setempat, Jumat (22/10/2021). Acara itu digelar dengan cara tatap muka terbatas dan secara daring, melalui siaran langsung YouTube.
Sarasehan Literasi itu merupakan salah satu kegiatan dalam Festival Literasi Prima 2021. Selain Sarasehan Literasi, beragam kegiatan digelar dalam festival itu. Antara lain, kompetisi literasi siswa, bazaar buku serta peluncuran buku karya siswa, guru, dan staf tata usaha.
Kepala SMP Negeri 1 Dawe, Kudus, Dr Endang Siwi Ekoati MPd mengatakan, festival ini dilaksanakan dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2021. Berbagai kegiatan literasi itu diharapkan akan meningkatkan pemahaman dan kemampuan berliterasi siswa SMP Negeri 1 Dawe.
BACA JUGA: Tabrakan Karambol Sembilan Kendaraan, Satu Korban Meninggal Dunia
”Selain itu, kami berharap semakin tumbuh budaya gemar membaca dan menulis di kalangan siswa,” kata Endang, saat membuka acara itu.
Dijelaskan dia, beberapa lomba yang digelar antara lain, baca puisi, story telling, geguritan, mading, serta lomba pojok baca kelas.
”Selain lomba-lomba itu, sekolah juga melaksanakan kegiatan bazaar buku dari berbagai penerbit. Puncaknya, akan ada penandatanganan prasasti dan peluncuran delapan buku karya siswa, guru, dan tenaga kependidikan,” jelasnya.
BACA JUGA: Bikin Kejutan, Yamaha Pilih Pembalap Moto3
Sementara itu, Agus Sudono, peneliti dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, yang hadir sebagai narasumber dalam Sarasehan Literasi itu menyampaikan, langkah-langkah menulis berita dengan susunan kalimat yang efektif. Siswa-siswa yang hadir diajak menyusun kalimat yang biasa digunakan dalam ragam bahasa jurnalistik.
”Karena menulis berita dalam teks berbahasa Indonesia, penulis harus memperhatikan kaidah-kaidahnya. Berita ditulis dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas,” ujarnya.
Di lingkungan pendidikan, lanjut Agus, media massa memiliki peran yang strategis dalam menyampaikan informasi, berita hangat, dan artikel yang akan memperkaya wawasan peserta didik. Media massa sekolah juga dapat menjadi sarana pembelajaran bagi siswa dalam berekspresi dan berkomunikasi.
BACA JUGA: Senang Kembali Bertarung di Abu Dhabi
”Media massa sekolah, misalnya laman sekolah atau majalah dinding, bisa diisi dengan tulisan berupa puisi atau cerpen karya siswa. Bisa juga diisi wawancara siswa dengan kepala sekolah atau guru yang kemudian dibuat menjadi berita,” kata Agus, yang pernah menjadi editor koran itu.
Menurutnya, media massa sekolah dapat digunakan untuk menyalurkan bakat menulis siswa. Dengan demikian, karya yang ditulis siswa dan kemudian dipajang di majalah dinding atau di laman sekolah, akan mendorong siswa lain atau komunitas warga sekolah untuk ikut menulis.
”Selain dalam bentuk tulisan, mading atau laman sekolah dapat digunakan untuk memajang komik, karikatur, lukisan, kaligrafi, atau karya siswa yang lain. Dengan begitu, akan ada kebanggan bagi siswa yang karyanya dimuat,” tambahnya.
Riyan