SEMARANG (SUARABARU.ID) – Tantangan generasi muda bangsa, terutama para mahasiswa di era digitalisasi semakin beragam. Termasuk bagaimana memanfaatkan perkembangan teknologi, terus berkreasi dan berinovasi di era industri 4.0, serta mampu memberikan solusi atas berbagai persoalan, bermanfaat bagi masyarakat.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menyampaikan sambutan pada acara pendidikan karakter bagi mahasiswa baru Universitas Amikom Purwokerto, Selasa (21/9/2021). Acara bertajuk ‘Mahasiswa Kreatif di Era Modern Digital’ itu, diikuti puluhan mahasiswa Amikom dari berbagai jurusan.
“Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini memang menjadi beban berat bagi kita karena semua harus segera berlari untuk mengejar era industri 4.0. Saat ini kami butuh merangkul semua anak-anak muda yang lebih mahir dan lihai dalam mengaplikasikan digital di era industri 4.0,” kata Taj Yasin.
Menurutnya, kemajuan digitalisasi jangan dianggap sebagai momok atau sesuatu yang menakutkan, melainkan harus menjadi ajang kreativitas mahasiswa masa kini atau milenial.
Terlebih pada masa pandemi covid-19 para mahasiswa bisa secara cepat beradaptasi dengan teknologi. Karenanya diharapkan kreativitas dan inovasi para mahasiswa dapat membantu pemerintah dalam penanggulangan covid-19.
“Penanggulangan covid-19 kalau kita hanya melakukan secara manual atau kita tidak memanfaatkan digitalisasi maka akan kesulitan. Termasuk pemantauan penyebaran Covid-19 bisa menggunakan aplikasi-aplikasi yang ada pada industri 4.0, salah satunya memakai aplikasi PeduliLindungi,” jelasnya.
Ia mengatakan, masyarakat menganggap bahwa mahasiswa adalah kelompok yang intelek dan berpendidikan. Karenanya masyarakat selalu menunggu berbagai inovasi dan solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat.
Termasuk mahasiswa yang tengah melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN), diharapkan dapat mencarikan solusi terkait penanganan Covid-19 di berbagai sektor kehidupan.
Ia mencontohkan dampak pandemi covid-19 di sektor ekonomi. Akibat merebaknya covid-19 selama dua tahun terakhir, pendapatan ekonomi masyarakat merosot. Kondisi tersebut, masyarakat butuh solusi bagaimana ekonomi masyarakat.
Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan dapat membantu atau mendampingi para pelaku UMKM memanfaatkan teknologi digital untuk memasarkan produk UMKM.
“Mahasiswa KKN dapat mengangkat tema bagaimana memberdayakan masyarakat dan mengangkat potensi daerah. Selain itu, mereka juga berinisiatif untuk menemui pemerintah daerah, menghubungkan Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, Dinas Koperasi untuk mendorong bagaimana produk-produk UMKM bisa mendapatkan izin jual,” jelasnya.
Tidak kalah penting adalah sosialisasi pentingnya vaksinasi karena vaksinasi itu adalah salah satu benteng untuk mencegah penularan covid-19. Mahasiswa bisa digerakkan untuk meyakinkan atau sosialisasi kepada masyarakat pentingnya vaksin covid-19.
“Lewat arahan dari universitas, para mahasiswa diarahkan menjadi duta menyelamatkan masyarakat. Dengan kreativitasnya, mahasiswa menjelaskan kepada masyarakat bahwa vaksin itu adalah imunisasi,” pintanya.
Selain berkreasi dan inovatif, kata dia, tantangan mahasiswa di lingkungan pendidikan tinggi adalah adanya paham-paham radikalisme.
Paham intoleransi ini masih menjadi momok karena tidak sedikit mahasiswa yang terlibat dalam gerakan- gerakan tersebut. Mereka menganggap yang paling benar dan kelompok yang paling hebat, sehingga toleransi tidak muncul.
Hery priyono