blank
Arsip -Personel militer Republik Demokratik Kongo (FARDC) berpatroli mencari pemberontak Pasukan Demokrat Sekutu (ADF) di Kivu-Utara, Kongo, 2013. Antara

KONGO (SUARABARU.ID)- Empat warga sipil tewas dan puluhan lainnya disandera di Republik Demokratik Kongo timur pada Rabu (1/9/2021) ketika tersangka militan menyerang konvoi dan membakar kendaraan, kata pemerintah.

Tentara Kongo telah membebaskan lebih dari 50 sandera di provinsi Ituri dan perasi sedang berlangsung untuk menyelamatkan sisa tawanan dari Pasukan Demokrat Sekutu (ADF), sebuah kelompok militan Uganda, kata kementerian komunikasi di Twitter.

Kementerian tidak mengatakan berapa banyak orang yang masih disandera. Seorang anggota parlemen setempat sebelumnya mengatakan sekitar 80 orang diyakini hilang setelah serangan terhadap konvoi kendaraan yang dikawal tentara di jalan antara kota Beni dan Butembo.

Baca Juga: Uni Eropa Tak akan Terburu-buru Resmi Akui Taliban

Serangan oleh kelompok bersenjata yang beroperasi di perbatasan timur Kongo dengan Rwanda dan Uganda terus berlanjut, meskipun pemerintah memberlakukan darurat militer di provinsi Ituri dan Kivu Utara pada awal Mei.

Pelantikan jenderal-jenderal Angkatan Darat sebagai gubernur provinsi dimaksudkan untuk meredam gelombang kekerasan yang sebagian besar dikaitkan oleh militer kepada ADF.

Tetapi jumlah warga sipil yang tewas dalam serangan telah meningkat, menurut Pelacak Keamanan Kivu. Orang-orang yang selamat dari serangan hari Rabu (1/9/2021) mengaku melihat tembakan beruntun ketika konvoi itu lewat di dekat desa Ofaye.

Baca Juga: Moderna Tarik Vaksin di Jepang yang Terkontaminasi

“Peluru mulai beterbangan ke segala arah,” kata salah satu korban selamat, Malanda Dague. “Beberapa kendaraan ditabrak dan kemudian dibakar.”

Jean-Paul Ngahangondi, seorang anggota parlemen di provinsi Kivu Utara, tempat konvoi dimulai, mengkritik respons tentara yang lambat.

“Tentara hanya menunggu pemberontak membunuh penduduk dan kemudian mengejar mereka tanpa hasil positif,” katanya.

Kongo timur telah dilanda kekerasan sejak perang regional sekitar pergantian abad. Kelompok militan ISIS telah mengklaim puluhan pembunuhan yang ditimpakan pada ADF, meski para ahli PBB mengatakan mereka belum menemukan bukti konklusif bahwa ISIS memiliki kendali atas operasi ADF.

Ant-Claudia