blank
Mahasiswa FITK Unsiq Jateng di Wonosobo dituntut bisa menerapkan perkuliahan kampus merdeka. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Sains Al Quran (Unsiq) Jawa Tengah di Wonosobo Dr Sri Haryanto MPdI mengatakan dirinya akan menekankan metode kampus merdeka dalam kegiatan perkuliahan bagi mahasiswa.

“Kampus merdeka merupakan konsep baru yang membiarkan mahasiswa mendapatkan kemerdekaan belajar di perguruan tinggi. Konsep ini menjadi lanjutan dari konsep sebelumnya dari Mendikbud dan Ristek Nadiem Makarim yakni merdeka belajar,” kata dia ketika ditemui di ruang kerja, Kamis (26/8).

Menurut Haryanto, kampus merdeka adalah implementasi dari visi misi yang dimiliki pemerintah guna menciptakan adanya SDM yang lebih unggul. Konsep kampus merdeka bertujuan untuk mendapatkan kualitas pembelajaran yang lebih berkualitas dan aplikatif.

“Dalam penerapannya, nanti mahasiswa akan diberikan keleluasaan selama dua semester pada program belajarnya untuk melakukan kegiatan di luar kelas. Konsep ini menjadikan mahasiswa untuk lebih leluasa bersosialisasi dengan lingkungan di luar kampus,” cetusnya.

Jadi, lanjut dia, mahasiswa nantinya secara tidak langsung akan diajak belajar cara hidup dan mencari pengetahuan di masyarakat. Sehingga mahasiwa memiliki kemampuan untuk menguasai beragam keilmuan dan live skill terkini.

“Model kampus merdeka ini, tidak saja tepat diterapkan pada masa pandemi global Covid-19, di mana mahasiswa kini kuliah secara virtual. Tapi merupakan konsep menyeluruh yang bisa diterapkan sepanjang masa sesuai perkembangan zaman yang ada,” paparnya.

PPL Plus

blank
Dekan FITK Unsiq Jateng di Wonosobo, Dr Sri Haryanto MPdI. Foto : SB/dok

Dikatakan doktor Psikologi Islam lulusan UII Yogyakarta itu, dalam kampus merdeka, selama semester satu hingga semester lima mahasiswa akan mendapatkan body knowledge (kerangka ilmu) kependidikan dan keguruan ke-Islaman dan umum secara komprehensif.

“Sedang di semester enam mahasiswa diberi keleluasaan memilih mata kuliah lintas fakultas dan program studi, sesuai keinginan masing-masing. Mahasiswa yang ingin belajar akuntansi bisa kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB),” terangnya.

Adapun mahasiswa yang ingin belajar jurnalistik, lanjut dia, dapat ambil mata kuliah di Fakultas Komunikasi dan Sosial Politik (FKSP). Yang tertarik mendalami tehnologi informasi, dapat masuk di Fakultas Tehnik dan Ilmu Komputer (Fastikom) dan seterusnya.

“Selanjutnya di semester tujuh dan delapan, mahasiswa kuliah mengabdi terjun langsung ke lingkungan masyarakat. Banyak sekali aktifitas masyarakat yang bisa diselami. Baik di bidang pendidikan, sosial, keagamaan, seni budaya, ekonomi, pertanian maupun penting sektor lainnya,” tegas Haryanto.

Guna membekali pengetahuan dan pengalaman yang lebih lengkap, sambung mantan Kepala LP3M Unsiq itu, di akhir semester mahasiswa tidak cukup melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah formal, seperti SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA.

“Saya juga punya gagasan PPL Plus. Di mana mahasiswa tidak cukup PPL di sekolah formal. Tapi perlu juga PPL tambahan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), TPQ/TPA, pondok pesantren (PP), merintis home schooling dan atau rumah belajar di lingkungan tempat tinggal mahasiswa,” tandasnya.

Muharno Zarka