blank
Kepala DP3A, Muhammad Khadik, memberikan bantuan secara simbolis kepada perwakilan anak yang orangutanya meninggal karena Covid-19. (doc/ist)

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Gagasan Wali kota Semarang Hendrar Prihadi untuk memberikan perhatian kepada anak-anak yang kehilangan orang tua karena Covid-19 memperoleh banyak dukungan.

Sejumlah pihak mulai dari pengusaha, filantropis hingga jajaran OPD di lingkungan Pemerintah Kota Semarang pun turut bergotong-royong memberikan santunan dan bantuan bagi anak-anak tersebut.

Setelah melalui pendataan dan verifikasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Semarang, tercatat 407 anak membutuhkan perhatian karena kehilangan orang tuanya akibat Covid-19.

“Mulanya Pak Wali yang memberikan contoh untuk menginisiasi dalam skema orang tua asuh bersama Ibu Tia. Lalu diikuti Pak Sekda dan OPD lain untuk kemudian turut membantu anak kurang beruntung tersebut,” kata Kepala DP3A Kota Semarang, M Khadik, Minggu (15/8/2021).

Dari total 407 anak tersebut, sebanyak 207 anak memperoleh santunan secara gotong-royong dari Wali kota, Sekda, 8 OPD dan BUMD PDAM Tirta Moedal. Sedangkan 200 sisanya, Hendi sapaan akrab wali kota menggandeng sejumlah pengusaha untuk turut membantu.

Skema gotong-royong jajaran OPD tersebut terbagi dalam 15 kelompok, di mana satu OPD dapat menjadi orang tua asuh yang memberikan santunan bagi 13-15 anak.

“Meski terbagi dalam kelompok, semua anak yatim, piatu maupun yatim piatu memperoleh jumlah yang sama berupa santunan 500 ribu rupiah dan sembako,” papar Khadik lebih lanjut.

Anak-anak tersebut perlu untuk memperoleh perhatian mengingat perjalanan hidup mereka masih panjang terlebih telah kehilangan orang tua mereka.

“Usia mereka bervariasi mulai dari 0-18 tahun. Ada pula bayi baru lahir atau berumur 1 bulan namun telah ditinggalkan orang tuanya kemudian diasuh oleh nenek, atau paman dan bibinya,” ungkap Khadik.

Perhatian Hendi akan anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya menjadi magnet sejumlah pihak dan organisasi termasuk dari luar Kota Semarang untuk membantu meringankan beban anak-anak tersebut.

Sebagian besar dari mereka menurut Khadik, tergerak untuk berpartisipasi setelah melihat postingan Instagram @Hendrarprihadi beberapa hari lalu.

DP3A pun juga telah menyiapkan sejumlah program jangka pendek dan jangka panjang untuk mendukung masa depan anak-anak tersebut. Mulai dari santunan dan sembako, kepastian hak asuh anak yang ditinggalkan orang tuanya hingga pemenuhan pendidikan yang bebas biaya.

”Kami juga telah menyiapkan tim internal untuk melakukan pendampingan psikologis anak karena ditinggal orang tuanya, agar kebutuhan rohani juga terpenuhi,” imbuh Khadik.

Sesuai instruksi wali kota, pendataan tahap kedua pun juga akan segera dimulai. Namun DP3A berharap jumlahnya tak akan banyak mengingat penderita Covid-19 di Kota Semarang menunjukkan tren penurunan.

Hery Priyono