blank
Bupati Kudus Hartopo saat memborong cabe milik petani. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Merosotnya harga cabe di tingkat petani di wilayah Kudus, menuai keprihatinan dari Bupati Kudus Hartopo. Demi membantu petani, Hartopo rela memborong 2 kuintal cabe dengan merogoh kocek sendiri.

Hal tersebut dilakukan Hartopo saat melakukan kunjungan mengunjungi petani cabai di Desa Kesambi, Mejobo, Jumat (30/7). Mendengar keluhan petani atas anjloknya harga cabe, orang nomor satu di Kudus tersebut secara spontan mengeluarkan uang untuk membeli cabe-cabe tersebut dengan harga di atas harga pasaran.

Cabe yang dibeli tersebut kemudian dibagi-bagikan Hartopo kepada warga di sepanjang jalan yang dilewati. Melalui cara tersebut, diharapkan petani cabe bisa terhindar dari kerugian seiring anjloknya harga cabe.

“Saat ini hanya Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu per kilogram, padahal biaya produksinya sebesar Rp 12 ribu per kilogram, ini kan jelas tidak untung,”ujar Hartopo.

Lebih lanjut, kata Hartopo, ke depan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kudus siap menjamin para petani cabai di Kudus untuk bisa menjual hasil panennya dengan harga yang wajar saat terjadi panen raya.

Salah satu cara yang akan ditempuh yakni dengan memfasilitasi petani dan konsumennya secara langsung. Terlebih, ketika harga cabai anjlok seperti sekarang. Pemerintah akan mencoba mendorong supaya harga cabai bisa dijual dengan harga normal.

“Bisa dengan pengusaha katering hingga produsen-produsen makanan olahan cabai,” ujarnya.

blank
Cabe yang diborong kemudian dibagikan ke warga. foto:Suarabaru.id

Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kudus, kata Hartopo juga telah diminta untuk membantu petani cabai terkait permasalahan tersebut. Salah satunya adalah dengan cara menjualnya dalam kondisi kering. Upaya tersebut dianggap cukup menguntungkan ketika diketahui harga cabai kering bisa mencapai Rp 180 ribu.

“Nantinya sarana dan prasarana pendukung untuk proses pengeringannya biar Dinas Pertanian yang akan memfasilitasi. Kami harap petani tidak perlu khawatir saat panen raya akan kembali merugi,” jelas dia.

Sementara, Ketua Kelompok Tani Karya Tani Kesambi Surahman mengungkapkan, setiap panen raya harga jual cabai selalu jatuh. Sehingga petani tidak mendapatkan keuntungan dan cenderung kerap merugi.

Rahman mengatakan, idealnya satu kilogram cabai dijual dengan harga Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu. Dari penjualan tersebut kemudian petani bisa mendapatkan keuntungan. Namun ketika harga jual cabai berada di harga Rp 10 ribu ke bawah, sudah jelas petani akan mengalami kerugian.

“Biaya panen di setiap hektarenya sendiri sekitar Rp 40 juta, jadi akan susah ketika hanya dijual Rp 10 ribu per kilonya,” jelas dia.

Diketahui, luas lahan tanaman cabai di Desa Kesambi sendiri mencapai 70 hektare dengan produktivitas setiap kotaknya mencapai dua ton.

Tm-Ab