blank
Bupati Grobogan Sri Sumarni menyerahkan sapi jenis peranakan ongole (Po) bantuan dari Presiden Joko Widodo untuk warga Desa Karanganyar. Foto : hana eswe.

GROBOGAN (SUARABARU.ID) – Warga Desa Karanganyar Kecamatan Geyer, senang mendapatkan bantuan berupa satu ekor sapi qurban dari Presiden Joko Widodo.

Sapi jenis peranakan ongole (Po) ini merupakan kali pertama yang diterima warga Karanganyar, Geyer ini.

Sapi qurban ini diserahkan kepada warga Desa Karanganyar melalui Bupati Grobogan, Sri Sumarni, Rabu (21/7/2021). Menurut Sri Sumarni, Desa Karanganyar ini menjadi desa satu-satunya yang diberikan bantuan sapi seberat satu ton tersebut.

“Setiap provinsi dijatah satu hewan qurban. Dan di Jawa Tengah ini, Desa Karanganyar, Kecamatan Geyer menjadi desa satu-satunya yang mendapatkan hewan qurban bantuan dari Presiden Jokowi,” jelas Sri Sumarni.

Sri Sumarni mengungkapkan, sebelumnya pihak terkait telah melakukan survei di tiga kecamatan yang berada di Kabupaten Grobogan. Antara lain, Gabus, Kedungjati dan Geyer.

Dari tiga kecamatan itu, Kecamatan Geyer yang lebih pantas menerima bantuan tersebut karena memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.

“Kriterianya yakni desa tertinggal. Warganya jarang mengonsumsi daging serta dihuni warga kurang mampu,” jelas Sri Sumarni.

Penyembelihan sapi qurban bantuan Presiden Jokowi ini dilakukan di Masjid Baitul Muslimin. Takmir masjid tersebut, Mashudi menjelaskan, sapi tersebut menjadi hewan qurban kali pertama di Desa Karanganyar semenjak puluhan tahun yang lalu,

Biasanya, usai shalat Idul Adha, warga langsung kembali ke rumah masing-masing. Mereka biasanya hanya menyembelih ayam dan dinikmati bersama satu keluarga.

“Warga di sini tidak ada yang mampu mengeluarkan hewan qurban karena mayoritas penduduk miskin. Biasanya hanya menyembelih ayam dan itu dinikmati satu keluarga,” jelas Mashudi.

Desa Karanganyar ini berlokasi di wilayah terpencil, yang jaraknya jauh dari perkotaan. Para warga mayoritas bermatapencaharian sebagai petani dengan hasil kebun dan sawah. Kebutuhan sehari-hari mereka mengandalkan hasil kebun dan sawah yang tidak seberapa.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Lalu Muhammad Syafriadi menjelaskan, sapi jenis Po yang didatangkan dari Rembang ini merupakan salah satu sumber daya genetik hewan (SDGH) di Jawa Tengah yang ditetapkan melalui SK Menteri Pertanian.

“Kita harus bangga karena punya sapi jenis ini karena beratnya tidak kalah dengan sapi jenis simental maupun limosin yang merupakan sapi impor,” ungkap Lalu Muhammad.

Lalu Muhammad juga mengakui sapi Po memiliki kekurangan yakni pertumbuhan sapi ini agak lebih lambat, jika dibandingkan dengan sapi simental atau limosin.

“Banyak masyarakat sekarang yang lebih senang merawat simental dan limosin karena pertumbuhannya cepat,” tutup Lalu Muhammad.

Hana Eswe