blank
Kapten timnas Italia Giorgio Chiellini (kanan) memegang trofi di samping penjag gawang Gianluigi Donnarumma ketika timnas Italia tiba di Hotel Parco dei Principi di Rome, pada 12 Juli 2021, setelah Italia menjuarai Euro 2020 usai mengalahkan Inggris dalam final. Antara

JAKARTA (SUARABARU.ID) – Palang pintu tua kembali membawa kebaikan kepada Italia dan kali ini mengantarkan Azzurri ke kejayaan Euro 2020, tapi dua hulubalang pertahanan nan cerdik Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini tak bisa selamanya terus bersama timnas.

Namun seorang kepala pertahanan berpengalaman dipastikan tetap bersama Azzurri guna memandu tim Italia menyusuri masa depan, sekalipun si kepala masihlah muda.

Si tangguh Gianluigi Donnarumma hampir pasti akan memecahkan semua jenis rekor penampilan baik pada tingkat klub maupun internasional.

Dalam usia 22 yang sangat muda mengingat dia penjaga gawang, yang kariernya bisa berlanjut hingga usia 40-an, Donnarumma sudah 33 kali tampil bersama Italia dan akan memasuki kampanye ketujuhnya di level teratas kompetisi.

Penampilannya yang berani dalam situasi yang penuh tekanan saat dua penyelamatan adu penaltinya membawa Italia meraih mahkota Eropa kedua kalinya melawan Inggris di Wembley memang bertentangan dengan usianya, tetapi tidak dengan pengalamannya.

Surat kabar Italia Il Messaggero memuji sang kiper, yang secara teknis saat ini bebas transfer tetapi luas diperkirakan bakal pindah ke Paris St Germain di Prancis, saat “menghipnotis” Wembley, manakala sepakbola sebagaimana disebut mayoritas media massa Italia “pulang ke Roma”.

Menyusul penyelamatan berbuah trofi dari tendangan penalti Bukayo Saka, Donnarumma yang pendiam dan sederhana merayakan dengan tenang sekali, sebelum melangkah guna menerima penghargaan dari turnamen ini yang memang pantas didapatkannya.

Itu juga untuk kedua kalinya dalam beberapa pertandingan Euro yang dia menangkan untuk negaranya, saat Italia menjadi tim pertama yang memenangkan dua adu penalti dalam edisi Kejuaraan Eropa yang sama.

Sebelum kebobolan melawan Austria dalam perpanjangan waktu pada babak 16 besar, Donnarumma tidak pernah kebobolan selama 989 menit membela Italia. Ini membuat dia disamakan dengan kiper Azzurri yang memiliki catatan tak kebobolan paling lama, Dino Zoff.

Persamaan lain juga terlihat jelas setelah aksi adu penaltinya yang heroik di Wembley.

“Saya beruntung karena saya bermain dengan Gianluigi Buffon, sekarang saya bermain dengan Gigi Donnarumma dan itu sama,” kata Chiellini. “Kami merasakan hal ajaib di udara malam ini.”

Ganti palang pintu?

Bukan rahasia lagi di bagian mana kekuatan Italia terletak bahkan sebelum final Minggu itu.

Di depan Donnarumma yang nyaris tak tertembus itu ada Chiellini (36) dan teman dekatnya Bonucci (34) tampil kebalikan dari usia mereka musim panas ini untuk membawa Italia meraih kejayaan.

Kedua pemain Juventus yang disebut Bonucci akan pergi berlibur bersama setelah kemenangan Euro ini menunjukkan semua pengalaman dan pengetahuan turnamen besarnya untuk menyingkirkan Inggris setelah start kilat mereka di Wembley, merayakan setiap tekel seolah-olah itu tekel terakhir mereka.

Meskipun keduanya belum rencana pensiun, kecil kemungkinan keduanya tetap menjadi jantung pertahanan Italia akhir tahun depan dalam Piala Dunia Qatar, jika tim asuhan Roberto Mancini lolos.

Chiellini yang beberapa kali menderita cedera serius belakangan tahun ini akan berusia 38 tahun saat itu.

“Kami kecewa karena gagal lolos ke Piala Dunia (2018), tetapi Anda harus selalu percaya, berusaha keras guna menjadi yang teratas dan jangan pernah menyerah,” kata Bonucci seperti dikutip Reuters.

“Ini adalah kebangkitan untuk sepak bola Italia. Saya yakin kini skuad dan pelatih ini masih akan menjadi berita utama di masa mendatang.”

Jika harus hengkang karena tua, generasi muda akan masuk menggantikannya untuk membuktikan Bonucci benar bahwa kesuksesan musim panas ini bukanlah satu-satunya.

Nicolo Barella (24) menyempurnakan musim yang bagus bersama Inter Milan dengan turnamen mengesankan bagi negaranya, Federico Chiesa meneror Inggris di Wembley, setelah mencetak gol brilian melawan Spanyol dalam semi final, sementara ada harapan tinggi untuk Manuel Locatelli di lini tengah.

Tetapi bakat-bakat seperti itu membutuhkan bimbingan, dan meskipun lebih muda dari mereka semua, sang pembimbing itu tampaknya adalah Donnarumma, yang sudah begitu banyak mengalami dan, sepertinya semakin baik saja bahkan dalam situasi yang paling tertekan.

Ant/Muha

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini