blank
Lalu Muhammad Syafriadi (Kadisnakkeswan Jateng). Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jawa Tengah, mengingatkan pada panitia Idul Adha, agar memperhatikan protokol kesehatan, saat penyembelihan hewan kurban. Selain itu, perlunya meminta Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), jika membeli hewan kurban untuk mengetahui kelaikannya.

Kepala Disnakkeswan Jateng, Lalu Muhammad Syafriadi mengatakan, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan telah mengeluarkan maklumat, terkait pemotongan hewan kurban di tengah pandemi. Pada Surat Edaran nomor 8017/SE/PK.320/F/06/2021 itu dijelaskan, mengenai upaya pencegahan penularan covid-19 saat penyembelihan hewan kurban.

”Untuk pelaksanaan pemotongan hewan kurban diutamakan di Rumah Potong Hewan (RPH). Bilamana RPH tidak memenuhi jumlahnya, bisa dilakukan di masjid atau sesuai dengan tempat yang dipilih panitia. Itu pun harus menerapkan protokol kesehatan,” ujar Lalu dalam keterangannya di Semarang, Senin (12/7/2021).

BACA JUGA: Sambaran Petir Akibat Hujan Lebat Tewaskan Hampir 70 Orang di India

Disebutkan dia, jika pemotongan tidak dilakukan di RPH, panitia wajib untuk meminimalkan kerumunan. Memakai masker dan pelindung mata, menggunakan pembersih tangan sesering mungkin. Selain itu, jarak antara panitia satu dengan lainnya juga harus diberi sela minimal satu meter.

”Saya mohon kepada panitia, untuk pelaksanaan jangan libatkan banyak orang. Daging kurban harapannya juga diserahkan ke rumah-rumah dan tidak dibagikan bergerombol dalam kerumunan di satu tempat,” paparnya.

Dikatakan Lalu, pihaknya akan melakukan pemantauan dan pengecekan kesehatan hewan bersama Dinas Peternakan di Kabupaten/Kota. Selain itu, pihaknya juga melatih para juru sembelih.

BACA JUGA: Pemkab Semarang Terima Bantuan 1.500 Baju Hazmat dari Baznas

”Kita bersama persatuan dokter hewan seluruh Indonesia, akan bergerak ke tempat pemotongan hewan untuk melakukan pemeriksaan antemortem dan postmortem hewan. Apakah hewan layak disembelih. Kalau pun layak, nanti dicek apakah ada cacing hati atau fascioliasis. Kalau ada, seluruh jeroan akan disita dan dimusnahkan. Itu supaya manusia tidak ikut tertular,” ungkapnya.

Disinggung mengenai kecukupan pasokan hewan kurban, Lalu mengaku stok cukup melimpah. Dari datanya, populasi sapi, kerbau, kambing dan domba di Jateng sekitar lima juta ekor.

Namun demikian, di masa Idul Adha, masih ada hewan kurban yang datang dari Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Karenanya, Disnakkeswan Jateng juga menyiagakan Pos Kesehatan Hewan dan Pos Lalu Lintas Ternak (PLLT), untuk memastikan hewan yang datang dari luar Jateng bebas dari penyakit.

”Ini yang harus kita perhatikan. Pencegahan penularan covid-19, bukan hanya tanggung jawab dari rumah sakit, tetapi kita semua,” pungkas Lalu.

Riyan