Kampus Universitas Bung Karno salah satu wujud kiprah Rahmawati di dunia pendidikan. Foto: Ist

Kiprah di Pendidikan

Dalam kiprahnya, Rachmawati dengan Yayasan Pendidikan Soekarno juga mendirikan sekolah-sekolah seperti SMA Nasional di Klaten, Semarang dan Boyolali, TK Rachmawati di Boyolali dan TK Sarinah di Jakarta, Cibubur serta Klaten.

Ajaran Bung Karno sendiri seperti ditulis Universitas Bung Karno yakni ajaran yang berisikan sejarah, filsafat dan pemikiran-pemikiran Bung Karno yang berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan, kebangsaan dan kenegaraan.

Ajaran dicetuskan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dalam kerangka membangun karakter dan jiwa bangsa (Nation Character Building).

Kiprah Politik

Awalnya, Rachmawati Soekarnoputri mengabdikan dirinya di bidang pendidikan dengan meneruskan ajaran-ajaran Bung Karno. Namun, setelah Orde Baru berakhir dan memasuki zaman reformasi, ia juga berkiprah di dunia politik yang mulai nampak pada pertengahan 2001.

Hal itu ketika ia mendeklarasikan forum nasional saat dia mulai mengecam para elite politik yang menurutnya berada di menara gading. Saat Forum Nasional melahirkan Partai Persatuan Bangsa Indonesia, Rachmawati dijadikan calon presiden oleh partai tersebut, walaupun ia bukan termasuk pendiri partai.

Satu tahun setelah peristiwa itu, Rachmawati mendirikan Partai Pelopor yang mengandalkan konstituennya dari kalangan urban muda marhaenis. Partai yang bersemangat marhaenis itu menjanjikan tidak akan berkompromi terhadap para pelanggar HAM, menolak dwifungsi TNI dan Polri dan menolak ketergantungan ekonomi pada lembaga dana internasional.

Partai Pelopor dideklarasikan pada 2002 yang tujuannya, antara lain melaksanakan Trisakti yang diucapkan Ir Soekarno (Bung Karno), yaitu kemandirian di bidang politik, ekonomi, serta sosial budaya.

Pada 2007, Rachamawati Soekarnoputri resmi mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Pelopor, karena telah diangkat menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Rachmawati Soekarnoputri menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Politik Dewan Pertimbangan Presiden untuk 2007-2009. Kemudian pada 2012 Rachmawati Soekarnoputri bergabung dengan partai yang dipelopori oleh Surya Paloh, Partai Nasdem. Namun Rachmawati hanya 2 tahun berada di Nasdem, pada 2014 dia mundur karena merasa tidak sejalan dengan sikap politik di Nasdem.

Setelah Rachmawati keluar dari Partai Nasdem, ia memutuskan bergabung dengan Partai Gerindra, dimulai sejak Pemilihan Presiden 2014. Kala itu Prabowo Subianto meminta Rachmawati memperkuat struktur kepengurusan Gerindra, dan adik Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri itu menerima tawaran tersebut.

Di Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri mendapatkan kepercayaan menjabat Wakil Ketua Umum Bidang Ideologi Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra. Terakhir, dia dipercaya sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra.

Sosok Rachmawati

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menuturkan bagaimana sosok Rachmawati di Gerindra

“Beliau merupakan sosok seorang ibu, kakak dan panutan di Partai Gerindra, khususnya bagi kaum perempuan, juga menjadi tempat berkeluh kesah dalam perjuangan bersama Gerindra,” kata dia.

Politikus Gerindra Andre Rosiade menilai Rachmawati adalah seorang patriot yang selalu memegang teguh keyakinan bahwa Indonesia harus bisa berdaulat dan mandiri di kaki sendiri.

Kemudian, Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan Indonesia baru saja kehilangan sosok putri terbaik bangsa, dengan berpulangnya Rachmawati Soekarnoputri, putri Presiden Pertama RI, Soekarno.

Politisi dan mantan menteri Yusril Ihza Mahendra menyebutkan Rachmawati Soekarnoputri merupakan seorang nasionalis yang tulus dalam bersikap dan menghargai perbedaan. Karakter dan kepribadiannya itu pun membuat Yusril yakin bahwa Rachmawati Soekarnoputri, yang wafat di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu, sebagai seorang nasionalis sejati.

“Bu Rachma adalah seorang nasionalis sejati. Sikap religiusnya juga terasa, baik dalam ucapan, sikap, dan tindakan. Keteguhannya memegang idealisme menyebabkan beliau menempuh cara sendiri dalam berjuang. Beliau tidak mengejar posisi dan jabatan,” tutur Yusril, yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB).

Sejumlah kalangan, menyampaikan rasa belasungkawa atas wafatnya Rachmawati Soekarnoputri. DPP PDIP dalam cuitan Twitternya turut menyampaikan rasa belasungkawa.

“Kami keluarga besar PDI Perjuangan turut berbelasungkawa atas berpulangnya salah satu Putri Bangsa ke sisi-Nya, Ibu Hj Diah Pramana Rachmawati Soekarno,” tulis Twitter DPP PDIP.

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid ikut berduka cita atas wafatnya Rachmawati Soekarnoputri.

“Semoga Allah SWT karuniakan Husnul Khatimah, seluruh amal Beliau diterima sebagai ibadah, diterima di sisi terbaik Allah SWT di al jannah,” tulis HNW.

Begitu juga dengan Keluarga besar Partai Keadilan Sejahtera turut berduka atas wafatnya Tokoh Nasional, Rachmawati Soekarnoputri. PKS menilai Rachmawati sosok yang punya perhatian kuat terhadap kehidupan berbangsa.

Ucapan duka cita juga datang dari Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Menag Yaqut mendoakan Rachmawati husnul khotimah, catatan amal baiknya diterima oleh Allah SWT dan diberikan keikhlasan kepada keluarga dan sanak yang ditinggalkan.

Ant

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini