blank
Foto pemakaman jenazah pasien Covid-19 nonmuslim yang dilakukan relawan MDMC Kudus. foto:Muhammadiyah.or.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Sebuah foto pemakaman jenazah pasien Covid-19 nonmuslim oleh relawan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kudus, viral di media sosial. Foto ini banyak mendapat respon positif masyarakat.

“Jadi sejak angka kematian naik, tim dari Kabupaten sempat kewalahan. Akhirnya teman-teman relawan dikumpulkan untuk membuat tim. Karena Muhammadiyah sudah punya, kita tinggal mengaktifkan dan membantu seluruh rumah sakit di Kabupaten Kudus,” kata Asistensi MCCC Jawa Tengah untuk Kudus, Fathul Faruq sebagaimana dilansir dari situs muhammadiyah.or.id, Sabtu, (26/6

Menurutnya,  para relawan MDMC Kudus mendapat jadwal dari BPBD untuk mengambil jenazah seorang pasien Covid-19 yang beragama nonmuslim RS Mardi Rahayu.

Jenazah tersebut kemudian dikebumikan di pemakaman nonmuslim di Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae.

“Jenazah terdiagnosa positif Covid-19. Untuk satu tim kita ada delapan orang, kemudian kita menyediakan dua tim yang kita switch bergantian untuk istirahat,” lanjutnya.

Sampai hari ini, Di Kudus sendiri angka kematian harian masih cukup tinggi. Relawan pemakaman dari BPBD Kudus juga cukup kelelahan menanganinya.

“Kalau kenaikkan kasusnya sudah mulai turun tetapi juga belum terlihat secara pasti kecenderungannya, penumpukan PCR di Provinsi itu kalau keluarnya bersama kecenderungannya kan angka positifnya naik secara signifikan padahal sebenarnya itu tergantung alat tes yang ada di provinsi,” jelasnya.

Fathul mengimbau untuk masyarakat di Kudus agar menjaga diri sendiri dan menjaga keluarga serta tetangganya. “Kalai tidak mampu melakukan isolasi mandiri di rumah maka lakukan isolasi terpusat di tingkat desa jadi biar yang merawat tetap saudaranya sendiri,” kata Fathul.

blank
Pesantren Covid-19 yang berada di Universitas Muhammadiyah Kudus. Foto:Suarabaru.id

Sementara untuk warga yang lain, MCCC Kudus mendorong tempat isolasi terpusat itu lokasi di desanya masing-masing dan dikelola oleh desa karena jika begitu secara psikologis orang yang melakukan isolasi itu merasa lebih dekat dengan keluarganya dan menurunkan tingkat stress.

“Jadi dengan itu semoga saja lebih memaksimalkan upaya penyembuhan,” pungkasnya.

Selain aktif menerjunkan relawan untuk pemakaman, PD Muhammadiyah Kudus bersama Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) juga membuka pesantren khusus pasien Covid-19 shelter Universitas Muhammadiyah Kudus.

Pesantren yang menggunakan asrama mahasiswa UMKU tersebut untuk membantu pemerintah daerah setempat sebagai tempat isolasi terpusat pasien Covid-19 Kudus.

Tm-Ab