JEPARA (SUARABARU.ID) – Kasus Covid – 19 di Jepara nampaknya semakin meluas. Meledaknya kasus ini di mulai dengan ditemukannya klaster di Desa Nalumsari akhir bulan Mei dan kemudian meningkat dengan cepat pada bulan Juni.
Penyebaran yang sangat cepat ini dinilai oleh banyak kalangan dikarenakan tidak ada tindakan Satgas Covid – 19 yang extra ordinary. “Padahal yang dihadap adalah wabah yang berkembang sangat cepat.Bahkan varian apa yang sekarang berkembag di Jepara belum dicari,” ujar Sunarto, seorang pengurus ormas di Bangsri.
Bahkan Rabu (23/6-2021) pagi tadi Satgas Covid-19 mengumumkan 379 orang warga Jepara terpapar Covid-19 berdasarkan pemeriksaan PCR pada hari Selasa (22/6-2021). Ini angka harian tertinggi yang diumumkan di Jepara.
Sementara kemarin 26 orang dilaporkan meninggal dengan status positif dan probabel Covid-19. Dari jumlah ini 3orang menolak pemakaman Covid.
Dengan penambahan ini total jumlah warga Jepara yang positif Covid-19 mencapai 12.556 orang. Jumlah ini bisa menjadi lebih besar jika yang melakukan test mandiri juga dilakukan pendataan.
Sementara jumlah warga yang meninggal dan dimakamkan dengan status protokol kesehatan sebanyak 641 orang. Ini belum termasuk yang menolak pemakaman protokol Covid-19.
Dari jumlah tersebut yang masih positif 2.232 orang atau 17,78 %. Diantara jumlah ini 339 dirawat di rumah sakit dalam daerah dan luar daerah. Ironisnya 160 orang berada di rumah sakit luar daerah.
Sementara yang dirawat di rumah sakit rujukan di Jepara 179 orang. Banyaknya nakes di Jepara yang terpapar membuat pelayanan rumah sakit rujukan di Jepara tidak maksimal. Dalam peta nasional BOR ruang isolasi di Jepara menempati nomor urut ke – 7.
Dengan data tersebut Jepara jauh melampaui Kudus yang pada hari yang sama mengumumkan penambahan pasien aktif hanya sebesar 94 orang, meninggal 14 orang serta dalam kondisi positif aktif 2.045 orang.
“Harapan kami Satgas melakukan tindakan extra ordinary atau luar biasa untuk menghentikan penyebaran kasus ini pada hulu persoalan. Lemahnya protokol kesehatan,” ujar Tigor Sitegar. Libatkan semua tokoh agama. Mereka tidak boleh diperintah tetapi ajak untuk terlibat, tambahnya
Hadepe