JEPARA (SUARABARU.ID) – Lomba Duta Bahasa digelar secara online pada tanggal 21 /06/2021. Kegiatan ini adalah bagian Festival Bahasa yang mengangkat tema “Menggali Potensi dan Kreativitas Berbahasa pada Generasi Z”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh UPT Pusat Bahasa Unisnu Jepara berkolaborasi dengan UKM Orsha (Organisasi Bahasa).
Ada yang menarik dari lomba Duta Bahasa secara online ini. Kegiatan yang seharusnya diselenggarakan secara offline kemudian diputuskan menjadi online. Sebelum mengikuti lomba Duta Bahasa secara daring, para peserta mengirimkan essay bertemakan “Peran Mahasiswa dalam Pelestarian Budaya dan Bahasa”.
“Mahasiswa diharapkan memiliki andil dan memiliki kesadaran dalam pelestarian budaya dan bahasa sebagai salah satu upaya pelestarian kearifan lokal di Indonesia,” jelas Nina Sofiana, M.Pd. ketua UPT Pusat Bahasa Unisnu Jepara.
Apalagi, era Super Smart Society (Society 5.0) yang terjadi saat ini, dimunculkan sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat dari revolusi industri 4.0 yaitu ketidakpastian yang kompleks dan ambigu. “Hal ini dikhawatirkan adanya invansi yang akan menggerus nilai-nilai karakter kemanusiaan,” tambah. Nina Sofiana.
Ada tiga peserta dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris yang mengikuti lomba Duta Bahasa. Mereka adalah Sahila Nuril Akbar, Muhammad Danis Sayogo, dan Putri Rohmawati.
Judul essai yang dikirim oleh masing-masing peserta yaitu “Memahami Apakah Bahasa Mencerminkan Budaya Serta Manfaatnya dalam Dunia Pendidikan” ditulis oleh Sahila Nuril Akbar, “Generasi Muda Pelestari Budaya Dan Bahasa Indonesia” ditulis oleh Muhammad Danis Sayogo, dan “Mahasiswa Sebagai Problem Solver Krisis Budaya dan Bahasa” oleh Putri Rohmawati.
Pertanyaan dewan juri, yang terdiri atas Santi Andriyani, M.Pd. dan Muhammad Nofan Zulfahmi, M.Pd. kepada ketiga peserta ini tentu saja mengurai tentang essay yang telah ditulis para peserta. Masing-masing peserta dengan lugas menjawab pertanyaan dewan juri dengan sangat baik.
“Essay yang mereka kirimkan kepada dewan juri lalu ditanyakan sebagai bentuk tanggung jawab atas tulisan para peserta lomba Duta Bahasa. Penampilan para peserta ini ditayangkan secara live streaming di YouTube sebagai bentuk kegiatan lomba virtual yang tidak mungkin terlaksana secara tatap muka,” jelas Aprilia Riyana Putri, M.Pd. selaku ketua panitia Festival Bahasa.
Link YouTube bisa ditonton ulang di https://youtu.be/6K61zn4Hz6I. Hasil penjurian ditetapkan bagi pemenang lomba Duta Bahasa yaitu juara 1 diraih oleh Muhammad Danis Sayogo, juara 2 diraih oleh Putri Rohmawati, dan juara 3 diraih oleh Sahila Nuril Akbar.
Sebelum kegiatan lomba Duta Bahasa, terdapat lomba-lomba lain yang diselenggarakan oleh panitia Festival Bahasa telah diumumkan pemenangnya. Lomba Khitabah Arabiyyah pada tanggal 17 Juni 2021 telah diumumkan para pemenangnya, yaitu juara 1 diraih oleh Anisah dari ponpes Abbuqayah Latee II, juara 2 diraih oleh Lu’luatul Fitriyah dari ponpes Annuqayah Latee II, dan juara 3 diraih oleh Azkia Aulia Rahma dari MA Ponpes At Taqwa Putri Bekasi.
Pada tanggal yang sama yaitu 17 Juni 2021, telah diumumkan juara lomba Festival Bahasa Pidato Bahasa Jawa. Para peserta diminta untuk mengirimkan link YouTube kepada panitia lomba Festival Bahasa untuk dilakukan penjurian. \
Adapun pemenang lomba Festival Bahasa Pidato Bahasa Jawa yaitu juara 1 diraih oleh Celeste Widiastuti dari SMAN 3 Semarang, juara 2 diraih oleh Salsabila dari SMA NU 1 Gresik, dan juara 3 diraih oleh Devi Sintiyah Sari dari SMA NU 1 Gresik.
Lomba Festival Musikalisasi Puisi juga dilakukan via daring. Para peserta dalam lomba ini diminta untuk mengirimkan link YouTube kepada panitia untuk dilakukan penjurian. Adapun pemenangnya adalah juara 1 diraih oleh Dinanti (MAN 2 Langkat), Juara 2 diraih oleh Khairunnisa (MAN 2 Langkat), dan juara 3 diraih oleh Novi Rahayu Fitriani (MAN 1 Jepara).
Kegiatan lomba Festival Bahasa yang diselenggarakan oleh UPT Pusat Studi Bahasa berkolaborasi dengan UKM Orsha telah usai dan telah diumumkan para pemenangnya. Harapannya kegiatan Festival Bahasa ini mampu mengasah wawasan para pelajar dan mahasiswa agar cinta literasi sebagai bukti rasa bangga terhadap bahasa dan kebudayaan Indonesia.
Generasi Z atau disebut generasi internet cenderung lebih familiar dengan dunia digital. Keterlibatan generasi Z (lahir tahun 1995-2010) dalam program literasi digital meruapakan sebuah tantangan dan peluang dengan segala dinamika dalam menggunakan media digital.
Literasi digital merupakan sebuah respon atas informasi teknologi yang berkembang saat ini untuk mendukung masyarakat agar memiliki kemampuan membaca serta meningkatkan kemampuan masyarakat untuk membaca.
Adapun beberapa sikap yang perlu dikembangkan dalam literasi digital ini adalah kultural (pemahaman terhadap ragam konteks bagi pengguna digital), kognitif (daya pikir dalam penerimaan konten), konstruktif (reka cipta bagi para expert dan aktual), dan komunikatif (memahami kinerja jejaring dalam dunia digital).
Juga kepercayaan diri, bertanggung jawab, kreatif (melakukan hal baru dengan cara baru), dan kritis dalam menyikapi konten digital serta bertanggung jawab secara sosial. “Semoga sikap-sikap seperti itu dimiliki oleh masyarakat khususnya para generasi Z “ ujar Aliva Rosdiana sebagai salah satu dewan juri Festival Bahasa.
Hadepe – Diana